Aku, dan apa yang ada di sekitarku...

Sabtu, 01 Februari 2014

Posted by ashidqy hayun on 11.14 in | No comments

       “Panas-panas begini enaknya minum apa, ya?” Tanya Ardi dalam hati ketika pulang dari sekolah sendirian. Eh, es buahnya mang Otoy kayaknya enak tuh!
”Mang, bikinkan segelas, ya!” Teriak Ardi seraya menghempaskan badan gendutnya di kursi kayu. Mang Otoy menggangguk dan segera meracik esnya.
Ardi meminum es buahnya dengan lahap. Hmm... segar sekali! Wah, kalau Ibu tahu pasti ia akan dimarahi karena jajan lagi sebelum makan siang. Padahal tadi ia sudah membeli kembang gula kesukaannya, siomay, juga es limun disekolah.
Ardi melap mulutnya yang basah, lalu memberikan uang seribuan pada Mang Otoy.
”Makasih ya, Mang. Esnya enak!” kata Ardi. Mang Otoy menggangguk senang. Ardi melanjutkan perjalanan pulang. sebentar-sebentar ia menyeka keringat di keningnya.

panas begitu terik. Ardi mempercepat langkahnya agar segera tiba di rumah. Di sebuah kelukan ia melewati sebuah pasar kecil yang di tepinya banyak pedangan makanan. Ada bakso malang, mpek-mpek, es krim, juga soto ayam. Perut Ardi langsung keroncongan. kenyangnya es buah yang baru diminumnya sudah tidak terasa lagi.
Ardi meraba saku seragam sekolahnya. Uang seribu rupiah yang tinggal satu-satunya seolah mengajaknya untuk membeli salah satu makanan tersebut.
“Uang seribu bisa beli apa ya?” Tanyanya dalam hati. Mata Ardi yang tidak bisa melewatkan jajanan langsung tertumbuk pada mpek-mpek yang sedang digoreng abangnya. Aha, pasti segar segar sekali makan mpek-mpek. Seribu rupiah cukuplah!
Mpek-mpeknya enak sekali, tapi pedas. Keringatnya bercucuran. Ah, sayang uang sakunya tak ada lagi, kalau ada tentu Ardi akan membeli es krim. Akhirnya ia pulang dengan kepedasan.
****
”Ardi kok tidak makan siang. Ibu sudah masak banyak lho!” tanya Ibu ketika Ardi akan main ke luar sehabis pulang sekolah.
”Hmm... nanti aja deh, Bu. Ardi belum lapar,” jawabnya. Perutnya masih kenyang dengan jajanan tadi.
”Bu, minta uang dong, uang Ardi habis nih!”
”Lho, yang Rp. 3000,- tadi pagi mana?” tanya Ibu heran.
”Hmm... sudah habis!”
”Tidak, kalau Ibu beri pasti kamu jajan terus, dan tidak mau makan di rumah!” Jawab ibu tegas.
”Yaaa Ibu, Ardi janji akan makan di rumah sebentar lagi. Boleh ya?” Ardi tampak memelas.
”Bu?” Ardi terus memaksa sambil menggoyang-goyang tangan Ibu yang sedang melap piring. Lama-lama karena tidak tahan dirongrong, Ibu mengambil uang lima ratusan dari atas kulkas lalu memberikannya pada Ardi.
”Ini, disimpan ya. Jangan jajan terus, dan makan di rumah!” Tegas Ibu. Ardi ingin protes melihat uang yang cuma Rp. 500,- itu, tapi akhirnya ia berlari keluar juga.
****
Malamnya ketika akan mengerjakan PR perut Ardi sakit sekali. Tadi siang ia bermain sampai sore. Setiba di rumah ibu memarahinya karena lupa pada janjinya untuk makan siang. Tapi omelan ibu tidak didengarnya. Ardi langsung mandi, lalu nonton TV. Ia msih juga menolak untuk makan. Tadi ia sudah jajan lagi dengan uang Rp. 500,- nya.
Nah, sekarang setelah makan malam yang cuma sedikit, perut Ardi melilit bukan main. Tubuhnya pun terasa hangat dan kepalanya pusing. Badan Ardi lemas sekali sehingga tidak konsentrasi mengerjakan PR.
”Kenapa Ardi?” Tanya Ayah yang sedang membaca koran.
”Perut Ardi sakit, Yah. Kepala pusing.” jawabnya lesu seraya menyandarkan tubuhnya yang lemas di kursi. Ayah meraba kening dan leher Ardi.
Masya Allah, badanmu panas sekali? Bu, sini sebentar, Ardi sakit!” Teriak Ayah memanggil Ibu. Ibu tergopoh-gopoh datang, lalu langsung meraba kening Ardi.
”Panas sekali pak! Siang tadi tidak ada keluhan apa-apa. Bagaimana ini?” Ibu ikut panik.
”Kita bawa ke dokter, Bu!” Jawab Ayah tegas. Ardi tidak mampu berbuat apa-apa. Tubuhnya lemas sekali.
****
Sudah dua hari Ardi terbaring di rumah sakit. Ada selang infus melalui lengannya. Rasanya tidak enak. Ia tidak nafsu makan, mual, pusing, dan tubuhnya sakit semua. Kata dokter ia sakit typus. Penyebabnya adalah makanan kurang bersih yang disantap Ardi ketika jajan.
”Jajanan itu memang kelihatannya enak, tapi kebersihannya tidak dijamin’” jelas dokter Bambang.
”Kalau kamu bisa melihat kuman-kuman yang ada di jajanan, pasti kamu ngeri. Ada telur cacing, virus, bakteri dan lainnya. Semua merugikan tubuh kita. Makanya lebih baik bawa bekal dari rumah.” kata dokter Bambang lagi.
Kuman? Ardi jadi teringat dengan lalat dan debu yangs ering hinggap di jajanan yang dibelinya, juga air kotor tempat mencuci piring si pedagang. Iiih, kalau tahu bakal sakit begini, Ardi tidak mau jajan sembarangan deh.
”Besok-besok Ardi bawa bekal dari rumah ya, Bu! Tapi uang jajannya jangan dikurangin!”
”Wah dasar Ardi! Nggak mau rugi!” Ayah mengacak rambut Ardi.
(^.^) Meutia Geumala

0 komentar:

Posting Komentar

Search Our Site