Aku, dan apa yang ada di sekitarku...

Jumat, 24 Oktober 2014

Posted by ashidqy hayun on 09.05 in , | No comments
Dari  Pesantren Hingga Akhirnya Madrasah dan Sekolah
Tinjauan Historis dari zaman Kolonial Belanda Hingga Zaman Kemerdekaan Indonesia
Ø  Asal-usul Sistem Pendidikan Yang Dualistis
Gubernur Jendral Van der Capellen memerintahkan mengadakan suatu penelitian tentang pendidikan masyarakat jawa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis di kalangan mereka.study ini memberikan pelajaran bahasa, huruf arab, jawa ataupun latin.
Tokoh pertama dalam kalangan pegawai pemerintahan kolonial Belanda yang secara penuh bekerja untuk pendidikan orang bukan eropa, ia adalah seorang inspektur pendidikan pribumi yang bernama J.A Van der Chijs. Pada tahun 1865, inspektur J.A Van der Chijs menolak menyesuaikan pendidikan islam yamg ada berdasarkan alasan teknis pendidikan. Dia berpendapat sangat setuju kalau sekolah pribumi diselingi dengan kebiasaan pribumi tetapi dia tidak mau menerima karena kebiasaan tersebut terlalu jelek maksudnya kebiasaan jelek itu adalah metode dalam membaca teks arab yang hanya di hafal tanpa pengertian.
Ø  Situasi Pendidikan Islam Pada Awal Abad Ke-20
1.      Pengajaran Al-Qur’an
Pendidikan islam yang paling sederhana
Pendidikan yang paling sederhana, seluruhnya dipusatkan pada al-qur’an yang disebut pengajian al-qur’an. Permulaan diajarkan surat Al-fatihah dan surat pendek dalam juz Amma. Pengajian ini murid mempelajari huruf arab dan menghafalkan teks dalam al-qur’an serta tata tertib sholat, wudlu dan doa.
Pengajian ini diberikan secara individual dirumah guru, langgar, surau, rumah orang tua murid bagi yang mempunyai kedudukan penting.
2.      Pengajian Kitab : Pendidikan Lanjutan
Pengajian kitab agama berbeda dengan pengajian Al-Qur’an. Pada pengajian kitab murid pada umumnya masuk pesantren, mata pelajaran lebih banyak dari pada pengajian Al-Qur’an, pendidikan diberikan secara individual juga kelompok.
Tingkat pertama pada pengajian kitab adalah mempelajari bahasa arab, setelah santri menyelesaikan beberapa cabang tata bahasa arab baru dia mempelajari fiqh, tauhid atau ushuluddin dan tafsir Al-Qur’an. Setelah menyelesaikan ketiga macam pelajaran tadi santri dapat mengambil pelajaran tasawuf, hadist, hisab atau falak yang semuanya tergantung pada keahlian atau perhatian kyai pesantren tersebut.


pasantren
Asal-usul pesantren
     Pendidikan pesantren dilhat dari segi bentuk dan sistemnya berasal dari India. Sebelum
proses penyeberan islam di Indonesia, sistem tersebut telah dipergunakan secara umum untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa. Setelah islam masuk dan tersebar di jawa, sistem tersebut kemudian diambil oleh islam. Istilah pesantren seperti halnya mengaji bukanlah berasal dari istilah arab melainkan dari india. Demikian juga istilah pondok, langgar di Jawa, surau di Minangkabau dan rangkang di Aceh bukanlah istilah arab tetapi dari istilah di India.
Pendidikan Kolonial
     Sistem pendidikan kolonial merupakan suatu sistem yang cukup rumit karena terdiri dari beberapa bagian, satu bagian berdasarkan bahasa belanda bagian lain berdasarkan bahasa Indonesia dan yang lainnya merupakan campuran.
Ø  Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia Sebagai Salah Satu Aspek Pembaharuan Islam dalam Permulaan Abad Ke-20
            Pada abad ke-20 terjadi beberapa perubahan dalam islam di Indonesia sebagai kebangkitan, pembaharuan, bahkan pencerahan (renaisseance).
Faktor pendorong bagi perubahan islam di Indonesia adalah: tahun 1900 dibeberapa tempat muncul keinginan kembali pada Qur’an dan sunnah dijadikan titik tolak untuk menilai kebiasaan agama dan kebudayaan yang ada dan menolak taqlid, sifat penawanan nasional terhadap penguasa kolonial belanda,usaha yang kuat dari orang islam untuk memperkuat organisasinya di bidang sosial ekonomi,berasal dari pembaharuan pendidikan islam.
Pada permulaan abad ke-20 tokoh dan organisasi penting dalam islam terbagi daalm 2 kelompok :
a)         Gerakan Salaf
        Gerakan dari orang-orang terdahulu yang ingin kembali pada rel utama salaf yang dipilih oleh Jamaluddin al-Afghani untuk menamakan gerakannya sebagai gerakan salaf. Gerakan salaf sebagai gerakan yang berusaha mengembalikan ajaran islam pada Qur’an dan sunnah serta mengikis bid’ah dan khurafad takhayul serta klenik dan membuka terus pintu ijtihad.
b)         Gerakan Modernis
        Gerakan modernis dia menyebut gerakan islam yang bersifat politik. Gerakan ini tidak menyetujui pandangan kritis terhadap pandangan islam yang sebenarnya. Mereka masih memelihara ajarannya sendiri dan memelihara apa yang didapat dari ulama-ulama terdahulu. Gerakan modernis adalah persatuan umat islam Majalengka, Jamiatul Washliyah, Perti dan Nahdatul Ulama.
Ø  Pembaharuan Pendidikan Islam di Minangkabau 1906-1930
            Pada tahun 1906 ada satu gambaran yang menarik tentang sebuah sekolah .di Surakarta yaitu sekolah tinggi yang didirikan oleh sunan Pakubuwono. Pelajaran agama terdiri dari membaca dan menghafal Al-Qur’an, kitab Safinah dan Ummul Barahim. Pelajaran selanjutnya diberikan dalam bahasa arab, ilmu falak, pengetahuan tentang peredaran matahari, perhitungan tentang gerhana matahari, aljabar dan mantik.
       Tokoh pertama gerakan ini belajar di Mekkah dibawah bimbingan Ahmad Chatib yang mempunyai kedudukan tinggi  dalam mazhab Syafi’i. Tokoh terpenting dalam gerakan ini adalah Thahir Jalaluddin.
a.    Abdullah Ahmad
Pada tahun 1905 Abdullah Ahmad menulis surat kepada bekas gurunya Syikh Ahmad Chatib di Makkah, untuk meminta fatwa mengenai tarekat Naqsyabandiyah. Berdasarkan fatwa yang diterimanya, dia menerbitkan tulisan yang menentang tarekat. Peristiwa ini merupakan tanda modernisasi Islam di Minangkabau.
b.      Murid-murid Hamka
      Hasil pertama yang dapat bertahan lama yaitu madrasah diniyah dan sumatera thawalib. Pembaharuan islam ini didorong tokoh yang mempunyai kepribadian yang kuat, Zainuddin Labai El Junusi (1890-1924). Madrasah diniyah bertujuan untuk memperbaiki pendidikan dasar yaitu pengajian Qur’an, sedangkan sumatera thawalib meliputi para pelajar dari pendidikan agama lanjutan yaitu pengajaran kitab.
Ø  Muhammadiyah
     Tokoh pembentukan muhammadiyah yaitu Ahmad Dahlan. Disini beiau membuat sebuah gagasan yaitu membuat tanda shaf dan bertujuan agar memberi arah kiblat yang benar. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah bertujuan untuk mendalami agama islam di kalangan anggotannya sendiri dan menyebarkan agama islam di luar anggota inti.
Ø  Masyarakat Arab di Jakarta, Surabaya dan beberapa tempat lainnya
Pada tahun 1901 masyarakat Arab di jakarta mendirikan sekolah dan madrasah dengan tujuan menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang lebih baik tapi usaha itu gagal namun pada tahun 1905 organisasi Al-Jamiat Khoiriyah berhasil mendirikan sekolah yang pertama bagi masyarakat arab di Jakarta. Dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, ketua, sekretaris, bendahara sehingga organisasi tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengakuan resmi pemerintah.
Ø  Menolak Sambil Mengikuti di Minangkabau : PERTI
     Persatuan tarbiyah islam(dikenal dengan perti) mengadakan rapat pada tanggal 5 Mei 1928 di rumah Sulaiman dan atas bimbingannya pemimpin persatuan ulama Sumatera dan pemilik surau di Candung yang diundang adalah beberapa ulama yang dalam beberapa hal tidak setuju dengan aliran pendidikan madrasah diniyah, Sumatera Thawalib dan PGAI dalam kelompok kaum muda. Ulama tradisional yang sepaham dengan Syaikh Abas mengambil ide dan memutuskan bahwa semua surau harus memasukkan unsur dari sekolah yang memakai sistem klasikal.
Ø  Menolak dan Mencontoh di Jawa : Nahdatul Ulama
     Kyai H.Abdul Wahab Hasbullah dan H.Mas Mansur pada tahun 1914 keduanya mendirikan organisasi Jamiah Nahdatul Wathan. Jamiah ini bertujuan memperbaiki pendidikan agama melalui sistem yang tersusun yang lebih baik dengan cara sistem klasikal. Pada tahun 1922 Mas Mansur masuk ke perserikatan Muhammadiyah, tugas pendidikan ia tinggalkan dan ia keluar dari jamiah nahdatul wathan.
Ø  Perserikatan Ulama dan K.H Abdul Halim dari Majalengka Ahli Pendidikan dari Jawa Barat
     K.H Abdul Halim menganut ajaran mazhab Syafi’i dari Ahmad Khotib, teman sepengajarannya antara lain Ahmad Dahlan dan Wahab Hasbullah hingga meninggal ia tetap memegang mazhab Syafi’i. Beliau lebih tertarik pada lembaga pendidikan klasikal dan kurikulum tertentu serta memasukkan beberapa peralatan seperti papan tulis, meja dan kursi di dalam ruangan dari pada sistem pendidikah Halaqah.
     Pada tahun 1916 Abdul Halim mendirikan sebuah madrasah yang hanya mempelajari agama (pesantren tradisional) namun pengaturannya memakai metode klasikal yang mempunyai lima kelas. Dia sangat menganggap penting pengetahuan bahasa arab yang aktif dan mendalam sehingga bahasa arab di gunakan sebagai satu-satunya bahasa pengantar.
Ø  Pembaharuan Pendidikan di Sumatera Utara : Jamilatul Washliyah di Medan
     Kegiatan Muhammadiyah sama seperti ditempat lain yaitu Tabligh serta membentuk organisasi wanita. Tiga tahun kemudian pada tanggal 30 November 1930 didirikan Jamiatul Washliyah yang bertujuan mengembangkan agama dalam arti yang agak luas. Jamiatul Washliyah banyak menekankan pada madrasah yaitu sekolah yang memberikan prioritas pada agama.
Ø  Perkembangan Sejak Tahun 1945. Kebijaksanaan Pendidikan Departemen Agama Republik Indonesia : “Cita-cita Konvergensi”
     Pada waktu Departemen Agama dahulu kementrian agama didirikan pada tanggal 3 Januari 1946 di negara yang masih muda Indonesia. Ia merupakan kebijakan yang sudah diperkirakan sejak semula dan tidak merupakan suatu Departemen yang seratus persen baru. Pada tahun 1946 dalam salah satu nota Islamic Education in Indonesia yabg disusun oleh bagian pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1 September 1956 hal ini digambarkan sebagai berikut:
1.   Memberi pengajaran agama di sekolah negeri dari partikulir.
2.   Memberi pengetahuan umum di madrasah.
3.   Mengadakan Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN).
     Sistem madrasah dan pengajaran agama yang diberikan dengan sistem sekolah termasuk wewenang Departemen Agama. Tujuan utama dari kebijakan departemen agama adalah untuk menghapuskan perbedaan antara sistem sekolah dan madrasah tetapi departemen agama tidak begitu campur tangan dalam sistem pemerintah dan beberapa bentuk pengajian Al-Qur’an.

   

0 komentar:

Posting Komentar

Search Our Site