Dari Pesantren Hingga Akhirnya Madrasah dan Sekolah
Tinjauan
Historis dari zaman Kolonial Belanda Hingga Zaman Kemerdekaan Indonesia
Ø Asal-usul
Sistem Pendidikan Yang Dualistis
Gubernur
Jendral Van der Capellen memerintahkan mengadakan suatu penelitian tentang
pendidikan masyarakat jawa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis di kalangan mereka.study ini memberikan pelajaran bahasa, huruf arab,
jawa ataupun latin.
Tokoh
pertama dalam kalangan pegawai pemerintahan kolonial Belanda yang secara penuh
bekerja untuk pendidikan orang bukan eropa, ia adalah seorang inspektur
pendidikan pribumi yang bernama J.A Van der Chijs. Pada tahun 1865, inspektur
J.A Van der Chijs menolak menyesuaikan pendidikan islam yamg ada berdasarkan
alasan teknis pendidikan. Dia berpendapat sangat setuju kalau sekolah pribumi
diselingi dengan kebiasaan pribumi tetapi dia tidak mau menerima karena
kebiasaan tersebut terlalu jelek maksudnya kebiasaan jelek itu adalah metode
dalam membaca teks arab yang hanya di hafal tanpa pengertian.
Ø Situasi
Pendidikan Islam Pada Awal Abad Ke-20
1.
Pengajaran Al-Qur’an
Pendidikan islam
yang paling sederhana
Pendidikan
yang paling sederhana, seluruhnya dipusatkan pada al-qur’an yang disebut
pengajian al-qur’an. Permulaan diajarkan surat Al-fatihah dan surat pendek
dalam juz Amma. Pengajian ini murid mempelajari huruf arab dan menghafalkan
teks dalam al-qur’an serta tata tertib sholat, wudlu dan doa.
Pengajian ini diberikan
secara individual dirumah guru, langgar, surau, rumah orang tua murid bagi yang
mempunyai kedudukan penting.
2.
Pengajian Kitab :
Pendidikan Lanjutan
Pengajian
kitab agama berbeda dengan pengajian Al-Qur’an. Pada pengajian kitab murid pada
umumnya masuk pesantren, mata pelajaran lebih banyak dari pada pengajian
Al-Qur’an, pendidikan diberikan secara individual juga kelompok.
Tingkat
pertama pada pengajian kitab adalah mempelajari bahasa arab, setelah santri
menyelesaikan beberapa cabang tata bahasa arab baru dia mempelajari fiqh,
tauhid atau ushuluddin dan tafsir Al-Qur’an. Setelah menyelesaikan ketiga macam
pelajaran tadi santri dapat mengambil pelajaran tasawuf, hadist, hisab atau
falak yang semuanya tergantung pada keahlian atau perhatian kyai pesantren
tersebut.
Pendidikan
pesantren dilhat dari segi bentuk dan sistemnya berasal dari India. Sebelum
proses penyeberan islam di Indonesia, sistem tersebut telah dipergunakan secara
umum untuk pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa. Setelah islam masuk
dan tersebar di jawa, sistem tersebut kemudian diambil oleh islam. Istilah
pesantren seperti halnya mengaji bukanlah berasal dari istilah arab melainkan
dari india. Demikian juga istilah pondok, langgar di Jawa, surau di Minangkabau
dan rangkang di Aceh bukanlah istilah arab tetapi dari istilah di India.
Pendidikan
Kolonial
Sistem pendidikan kolonial merupakan suatu
sistem yang cukup rumit karena terdiri dari beberapa bagian, satu bagian
berdasarkan bahasa belanda bagian lain berdasarkan bahasa Indonesia dan yang
lainnya merupakan campuran.
Ø Pembaharuan
Pendidikan Islam di Indonesia Sebagai Salah Satu Aspek Pembaharuan Islam dalam
Permulaan Abad Ke-20
Pada abad ke-20 terjadi beberapa
perubahan dalam islam di Indonesia sebagai kebangkitan, pembaharuan, bahkan
pencerahan (renaisseance).
Faktor
pendorong bagi perubahan islam di Indonesia adalah: tahun 1900 dibeberapa
tempat muncul keinginan kembali pada Qur’an dan sunnah dijadikan titik tolak
untuk menilai kebiasaan agama dan kebudayaan yang ada dan menolak taqlid, sifat
penawanan nasional terhadap penguasa kolonial belanda,usaha yang kuat dari
orang islam untuk memperkuat organisasinya di bidang sosial ekonomi,berasal
dari pembaharuan pendidikan islam.
Pada
permulaan abad ke-20 tokoh dan organisasi penting dalam islam terbagi daalm 2
kelompok :
a)
Gerakan Salaf
Gerakan dari orang-orang terdahulu yang
ingin kembali pada rel utama salaf yang dipilih oleh Jamaluddin al-Afghani
untuk menamakan gerakannya sebagai gerakan salaf. Gerakan salaf sebagai gerakan
yang berusaha mengembalikan ajaran islam pada Qur’an dan sunnah serta mengikis
bid’ah dan khurafad takhayul serta klenik dan membuka terus pintu ijtihad.
b)
Gerakan Modernis
Gerakan modernis dia menyebut gerakan
islam yang bersifat politik. Gerakan ini tidak menyetujui pandangan kritis
terhadap pandangan islam yang sebenarnya. Mereka masih memelihara ajarannya
sendiri dan memelihara apa yang didapat dari ulama-ulama terdahulu. Gerakan
modernis adalah persatuan umat islam Majalengka, Jamiatul Washliyah, Perti dan
Nahdatul Ulama.
Ø Pembaharuan
Pendidikan Islam di Minangkabau 1906-1930
Pada
tahun 1906 ada satu gambaran yang menarik tentang sebuah sekolah .di Surakarta
yaitu sekolah tinggi yang didirikan oleh sunan Pakubuwono. Pelajaran agama
terdiri dari membaca dan menghafal Al-Qur’an, kitab Safinah dan Ummul Barahim.
Pelajaran selanjutnya diberikan dalam bahasa arab, ilmu falak, pengetahuan
tentang peredaran matahari, perhitungan tentang gerhana matahari, aljabar dan
mantik.
Tokoh
pertama gerakan ini belajar di Mekkah dibawah bimbingan Ahmad Chatib yang
mempunyai kedudukan tinggi dalam mazhab
Syafi’i. Tokoh terpenting dalam gerakan ini adalah Thahir Jalaluddin.
a.
Abdullah Ahmad
Pada
tahun 1905 Abdullah Ahmad menulis surat kepada bekas gurunya Syikh Ahmad Chatib
di Makkah, untuk meminta fatwa mengenai tarekat Naqsyabandiyah. Berdasarkan
fatwa yang diterimanya, dia menerbitkan tulisan yang menentang tarekat.
Peristiwa ini merupakan tanda modernisasi Islam di Minangkabau.
b.
Murid-murid Hamka
Hasil pertama yang dapat bertahan lama
yaitu madrasah diniyah dan sumatera thawalib. Pembaharuan islam ini didorong tokoh
yang mempunyai kepribadian yang kuat, Zainuddin Labai El Junusi (1890-1924).
Madrasah diniyah bertujuan untuk memperbaiki pendidikan dasar yaitu pengajian
Qur’an, sedangkan sumatera thawalib meliputi para pelajar dari pendidikan agama
lanjutan yaitu pengajaran kitab.
Ø Muhammadiyah
Tokoh
pembentukan muhammadiyah yaitu Ahmad Dahlan. Disini beiau membuat sebuah
gagasan yaitu membuat tanda shaf dan bertujuan agar memberi arah kiblat yang
benar. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah bertujuan untuk
mendalami agama islam di kalangan anggotannya sendiri dan menyebarkan agama
islam di luar anggota inti.
Ø
Masyarakat Arab di
Jakarta, Surabaya dan beberapa tempat lainnya
Pada tahun 1901
masyarakat Arab di jakarta mendirikan sekolah dan madrasah dengan tujuan
menyelenggarakan pendidikan umum dan agama yang lebih baik tapi usaha itu gagal
namun pada tahun 1905 organisasi Al-Jamiat Khoiriyah berhasil mendirikan
sekolah yang pertama bagi masyarakat arab di Jakarta. Dengan anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, ketua, sekretaris, bendahara sehingga organisasi
tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengakuan resmi
pemerintah.
Ø Menolak
Sambil Mengikuti di Minangkabau : PERTI
Persatuan tarbiyah islam(dikenal dengan
perti) mengadakan rapat pada tanggal 5 Mei 1928 di rumah Sulaiman dan atas
bimbingannya pemimpin persatuan ulama Sumatera dan pemilik surau di Candung
yang diundang adalah beberapa ulama yang dalam beberapa hal tidak setuju dengan
aliran pendidikan madrasah diniyah, Sumatera Thawalib dan PGAI dalam kelompok
kaum muda. Ulama tradisional yang sepaham dengan Syaikh Abas mengambil ide dan
memutuskan bahwa semua surau harus memasukkan unsur dari sekolah yang memakai
sistem klasikal.
Ø
Menolak dan Mencontoh
di Jawa : Nahdatul Ulama
Kyai H.Abdul Wahab Hasbullah dan H.Mas
Mansur pada tahun 1914 keduanya mendirikan organisasi Jamiah Nahdatul Wathan.
Jamiah ini bertujuan memperbaiki pendidikan agama melalui sistem yang tersusun
yang lebih baik dengan cara sistem klasikal. Pada tahun 1922 Mas Mansur masuk
ke perserikatan Muhammadiyah, tugas pendidikan ia tinggalkan dan ia keluar dari
jamiah nahdatul wathan.
Ø Perserikatan
Ulama dan K.H Abdul Halim dari Majalengka Ahli Pendidikan dari Jawa Barat
K.H
Abdul Halim menganut ajaran mazhab Syafi’i dari Ahmad Khotib, teman
sepengajarannya antara lain Ahmad Dahlan dan Wahab Hasbullah hingga meninggal
ia tetap memegang mazhab Syafi’i. Beliau lebih tertarik pada lembaga pendidikan
klasikal dan kurikulum tertentu serta memasukkan beberapa peralatan seperti
papan tulis, meja dan kursi di dalam ruangan dari pada sistem pendidikah
Halaqah.
Pada
tahun 1916 Abdul Halim mendirikan sebuah madrasah yang hanya mempelajari agama
(pesantren tradisional) namun pengaturannya memakai metode klasikal yang mempunyai
lima kelas. Dia sangat menganggap penting pengetahuan bahasa arab yang aktif
dan mendalam sehingga bahasa arab di gunakan sebagai satu-satunya bahasa
pengantar.
Ø Pembaharuan
Pendidikan di Sumatera Utara : Jamilatul Washliyah di Medan
Kegiatan
Muhammadiyah sama seperti ditempat lain yaitu Tabligh serta membentuk
organisasi wanita. Tiga tahun kemudian pada tanggal 30 November 1930 didirikan
Jamiatul Washliyah yang bertujuan mengembangkan agama dalam arti yang agak
luas. Jamiatul Washliyah banyak menekankan pada madrasah yaitu sekolah yang
memberikan prioritas pada agama.
Ø Perkembangan
Sejak Tahun 1945. Kebijaksanaan Pendidikan Departemen Agama Republik Indonesia
: “Cita-cita Konvergensi”
Pada
waktu Departemen Agama dahulu kementrian agama didirikan pada tanggal 3 Januari
1946 di negara yang masih muda Indonesia. Ia merupakan kebijakan yang sudah
diperkirakan sejak semula dan tidak merupakan suatu Departemen yang seratus
persen baru. Pada tahun 1946 dalam salah satu nota Islamic Education in
Indonesia yabg disusun oleh bagian pendidikan Departemen Agama pada tanggal 1
September 1956 hal ini digambarkan sebagai berikut:
1.
Memberi pengajaran
agama di sekolah negeri dari partikulir.
2.
Memberi pengetahuan
umum di madrasah.
3.
Mengadakan Pendidikan
Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN).
Sistem
madrasah dan pengajaran agama yang diberikan dengan sistem sekolah termasuk
wewenang Departemen Agama. Tujuan utama dari kebijakan departemen agama adalah
untuk menghapuskan perbedaan antara sistem sekolah dan madrasah tetapi
departemen agama tidak begitu campur tangan dalam sistem pemerintah dan
beberapa bentuk pengajian Al-Qur’an.