Dari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya pada suatu ketika Nabi Muhammad
SAW berkata di hadapan para sahabatnya, ''Wahai umat manusia, bertakwalah
kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam hal mencari rezeki. Karena,
sesungguhnya manusia itu tidak akan mati sebelum disempurnakan rezekinya. Allah
hanya memperlambat turunnya rezeki kepadanya. Dan kemudian menurunkannya secara
berangsur-angsur. Karena itu (sekali lagi), bertakwalah kalian semua kepada
Allah dan perbaikilah usahamu dalam meraih rezeki. Ambillah yang halal dan
tinggalkanlah yang haram.'' (HR Ibnu Majah).
Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah ini mengajarkan beberapa hal
yang amat penting kepada umat manusia, karena ia berkaitan sekali dengan
kehidupan sehari-hari.
Yakni, dalam perekonomian yang bermoral dan harta yang benar-benar bersih.
Anjuran Nabi dimulai dengan perintah bertakwa kepada Allah sebelum kemudian
disusul dengan perintah untuk berusaha meraih rezeki. Ini artinya bahwa usaha apa pun tidak akan berarti
kalau tidak dilandasi dengan ketakwaan dan keimanan. Bagaimana orang akan
meraih kebahagiaan sejati kalau apa yang ia makan, apa yang ia minum, dan apa
yang ia pergunakan dalam kehidupannya berasal dari sesuatu yang tidak diridhai
Allah.
Karena itu, memperbaiki cara dalam meraih rezeki itu sesungguhnya yang Nabi
tekankan kepada umatnya. Karena, cara inilah yang kadang-kadang kurang
diperhatikan orang. Mereka cenderung mencari harta dengan segala cara, sehingga
terkadang menghalalkan segala hal yang sesungguhnya dilarang oleh ajaran agama.
Mereka beranggapan bahwa di masa-masa sulit seperti ini, tidak ada salahnya
menggunakan jalan pintas, toh kesempatan itu ada dan terbuka lebar. Hal-hal
semacam ini yang coba diwaspadai oleh Nabi.
Pertama, beliau mengingatkan bahwa rezeki setiap manusia itu sudah ada ukurannya
masing-masing di sisi Allah, sehingga janganlah sekali-kali rakus memakan harta
orang lain secara zalim karena itu berarti tidak percaya pada dirinya sendiri.
Kedua, selalu beranggapan takut miskin. Ajaran Islam tidak seperti itu. Islam mengajarkan bahwa urusan rezeki
sesungguhnya berkaitan dengan usaha seseorang. Optimal tidaknya rezeki yang ia
peroleh bergantung pada usaha manusia itu sendiri. Ada nilai tersendiri yang
ingin Allah berikan kepada orang yang berusaha mencari rezeki dengan cara yang
halal.
Hal ini bisa dilihat dari penutup hadis di atas, yaitu perintah tegas dari
Nabi untuk hanya mengambil harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan
meninggalkan harta yang diperoleh dengan cara-cara yang diharamkan oleh Allah
SWT. Dengan demikian apa yang disampaikan oleh Nabi sesungguhnya adalah pesan
moral nan abadi demi menjaga kestabilan perekonomian. Meraih harta yang halal
berarti cerminan manusia-manusia takwa. Cerminan manusia-manusia yang akan
mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak
Sumber : Republika Online
0 komentar:
Posting Komentar