Aku, dan apa yang ada di sekitarku...

Senin, 07 April 2014

Posted by ashidqy hayun on 11.07 in , | No comments
uang_recehanDari sahabat Jabir bin Abdullah, bahwasanya pada suatu ketika Nabi Muhammad SAW berkata di hadapan para sahabatnya, ''Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam hal mencari rezeki. Karena, sesungguhnya manusia itu tidak akan mati sebelum disempurnakan rezekinya. Allah hanya memperlambat turunnya rezeki kepadanya. Dan kemudian menurunkannya secara berangsur-angsur. Karena itu (sekali lagi), bertakwalah kalian semua kepada Allah dan perbaikilah usahamu dalam meraih rezeki. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.'' (HR Ibnu Majah).
Hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah ini mengajarkan beberapa hal yang amat penting kepada umat manusia, karena ia berkaitan sekali dengan kehidupan sehari-hari.
Yakni, dalam perekonomian yang bermoral dan harta yang benar-benar bersih. Anjuran Nabi dimulai dengan perintah bertakwa kepada Allah sebelum kemudian disusul dengan perintah untuk berusaha meraih rezeki. Ini artinya bahwa usaha apa pun tidak akan berarti kalau tidak dilandasi dengan ketakwaan dan keimanan. Bagaimana orang akan meraih kebahagiaan sejati kalau apa yang ia makan, apa yang ia minum, dan apa yang ia pergunakan dalam kehidupannya berasal dari sesuatu yang tidak diridhai Allah.
Karena itu, memperbaiki cara dalam meraih rezeki itu sesungguhnya yang Nabi tekankan kepada umatnya. Karena, cara inilah yang kadang-kadang kurang diperhatikan orang. Mereka cenderung mencari harta dengan segala cara, sehingga terkadang menghalalkan segala hal yang sesungguhnya dilarang oleh ajaran agama. Mereka beranggapan bahwa di masa-masa sulit seperti ini, tidak ada salahnya menggunakan jalan pintas, toh kesempatan itu ada dan terbuka lebar. Hal-hal semacam ini yang coba diwaspadai oleh Nabi.
Pertama, beliau mengingatkan bahwa rezeki setiap manusia itu sudah ada ukurannya masing-masing di sisi Allah, sehingga janganlah sekali-kali rakus memakan harta orang lain secara zalim karena itu berarti tidak percaya pada dirinya sendiri.
Kedua, selalu beranggapan takut miskin. Ajaran Islam tidak seperti itu. Islam mengajarkan bahwa urusan rezeki sesungguhnya berkaitan dengan usaha seseorang. Optimal tidaknya rezeki yang ia peroleh bergantung pada usaha manusia itu sendiri. Ada nilai tersendiri yang ingin Allah berikan kepada orang yang berusaha mencari rezeki dengan cara yang halal.
Hal ini bisa dilihat dari penutup hadis di atas, yaitu perintah tegas dari Nabi untuk hanya mengambil harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan meninggalkan harta yang diperoleh dengan cara-cara yang diharamkan oleh Allah SWT. Dengan demikian apa yang disampaikan oleh Nabi sesungguhnya adalah pesan moral nan abadi demi menjaga kestabilan perekonomian. Meraih harta yang halal berarti cerminan manusia-manusia takwa. Cerminan manusia-manusia yang akan mendapatkan kebahagiaan abadi di akhirat kelak
Sumber : Republika Online

0 komentar:

Posting Komentar

Search Our Site