Aku, dan apa yang ada di sekitarku...

Kamis, 03 Agustus 2017

Posted by ashidqy hayun on 12.07 in | No comments
Melaporkan Gubernur Yang Korupsi

Saat itu Nasrudin dan puluhan warga mendatangi Sultan Abdul Kadir untuk melaporkan prilaku gubernur mereka yang kejam dan korupsi.

"Kalian jangan bohong ya. Setahu saya gubernur kalian adil dan bijaksana," Ucap Sultan yang tidak tahu kondisi yang sebenarnya.

Melihat hal tersebut Nasrudin segera maju ke depan,

"Wahai baginda rajaku. Apalah arti adil dan bijaksananya gubernur kami jika tidak di nikmati oleh warga provinsi lain. Oleh karena itu sudilah kiranya Sri Baginda memindahkan gubernur kami ke tempat lain, agar keadilan dan kebijaksanaannya bisa dinikmati seluruh rakyat."

Mendengar itu Sultan tertawa sambil meninggalkan mereka.

*****

Sakit Rahang Sesudah Makan Siang

Suatu hari Abunawas pergi ke dokter. Dia mengatakan, "Dokter, rahang saya sakit."

Dokter bertanya: "Apa yang anda makan untuk makan siang?"

Dia menjawab: "Aku makan roti dan es."

Dokter menjawab kembali: "Masih bagus, dan sakit nyeri anda sama sekali tidak sama dengan penderitaan rakyat jelata di pinggiran sana."


*****

Sembuh Jika Berkeringat

Pada suatu hari, Abu Nawas pergi menjenguk seorang temannya yang terkenal sangat kikir. Begitu masuk ke rumahnya, ia menjumpai seorang tabib sedang memeriksa penyakitnya. Akhirnya terdengar tabib itu berkata: "Tak masalah Pak, asal sekujur badanmu mengeluarkan banyak keringat, maka suhu badanmu tentu akan segera turun."

Abu Nawas yang berada di sampingnya segera berkata dengan tersenyum: "Ini mudah saja! Hari ini mari kita semua berkumpul makan malam di sini, ia pasti kalang kabut dan dengan sendirinya akan mengeluarkan banyak keringat!"


*****
 
Senjata Makan Tuan, Ajaran Makan Guru

Di Sajastan, wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."

Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,

"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.

Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.

"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.

"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,

"Aku melihat benda panas berwarna merah."

"Benda apa itu?," tanya sang ayah.

"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.

Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.

"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. "Aku harus berikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.

Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

Search Our Site