Aku, dan apa yang ada di sekitarku...
  • This is Sarimind's Blog

    Bertempurlah, Bertarunglah dalam kenyataan, Meski kau tahu akan ada kekalahan, Yakinlah; darahmu takkan sia-sia..... ( gola gong )

  • This is Sarimind's Blog

    Wahai hati, Bersabarlah dalam menanti. Yakinlah janji-Nya adalah pasti, Pada akhirnya kebahagiaanlah yang kelak kan diraih. Wahai jiwa, Tenanglah dalam lara, Percayalah bahwa janji-Nya adalah nyata. Jangan pernah ragu dengan kehendak-Nya...

  • This is Sarimind's Blog

    Take a time to THINK, it's the source of power. Take a time to READ, it's the foundation of wisdom. Take a time to QUIET, it's the oportunity to seek God. Take time to DREAM, it's the future made of. Take time to PRAY, it's the greatest power on earth.

Senin, 07 Maret 2016

Posted by ashidqy hayun on 09.57 in , | No comments
samsat+solo
Ceritanya beberapa bulan yang lalu istri saya merengek minta supaya sepeda motor yang  biasa tiap hari dipakai buat nganter anak ke sekolah diganti dengan yang motor yang matic. Biar lebih praktis katanya. Ya sudahlah, akhirnya karena menyesuaikan budget juga, akhirnya ditukarlah motor yang biasa dipakai sehari-hari itu dengan salah satu matic keluaran perusahaan sayap terbang. Second tentunya hehehe…
Ketika itu ndak kepikiran sama sekali tentang pajak atau tetek bengek lainnya. Yang penting dapat motor dengan kondisi mesin bagus, tahunnya masih muda, harganya masuk kantong eh masuk akal ya sudah, bayar.
Tapi bulan ini, maret, ketika masanya pajak lagi baru mikir, la gimana tidak, kebetulan saya tinggal di Gondangrejo masuknya kabupaten Karanganyar. Motor yang dibeli kemarin itu plat nomornya yang mengeluarkan dari Boyolali. Lumayan repot juga kalau musti bayar pajak sampai ke kota susu itu.
Ya sudah, akhirnya kepikiran bagaimana kalau bayar pajaknya di Solo saja. Lebih dekat pastinya. Dengar-dengar sekarang juga sudah bisa bayar pajak untuk kendaraan bermotor dari luar daerah. Cuma prosedurnya itu yang masih kurang tahu. Akhirnya ya modal nekat saja, tanya-tanya sama orang pasti juga ntar beres.
Berangkat juga akhirnya ke samsat Solo. Setelah sehari sebelumnya mencari pemilik lama si motor buat pinjam KTP.  Alhamdulillah, Sekali lagi kebetulannya, pemilik motor sebelumnya ternyata dulu adalah tetangga dari tetangga saya. Tahunya juga pas pinjam itu. jadi lebih mudah urusannya…
Oke, ceritanya sudah berangkat.
Pas sampai di Kantor Samsat Solo, pede saja langsung masuk ke dalam. Di dalam kantor diberitahu oleh seorang bapak kalo tempat pendaftaran sekaligus mengambil nomor antrian ada di sebelah kanan pintu masuk. Tepatnya loket yang paling kiri. Di situ sudah ada dua petugas yang sekaligus akan memeriksa kelengkapan syarat pendaftaran. Ya udah, daftar. Dapat nomor antrian 95, lumayan… padahal masih pagi lho, jam 9 juga belum ada…
syarat+pajak+kendaraan+bermotor
Sempat tanya ke mas mas yang jaga, syarat perpanjangan STNK ternyata cukup STNK dan KTP. Dua-duanya yang asli, tidak perlu pake fotocopy. Cukup dua itu saja.
Setelah duduk antri di depan loket PELAYANAN SAMSAT KHUSUS sekitar setengah jam ( lebih dikit ) nomor antrian saya dipanggil. STNK dan KTP asli saya serahkan ke petugas. Kemudian bergeser ke petugas yang di sampingnya untuk bayar, trus bukti pembayaran di print, plus di tambahi stempel di STNK-nya. Sudah selesai. Prosesnya tidak lama, paling sekitar 2 menit barangkali. Yang lama itu cuma antrinya. Tapi dibandingkan kalau harus pergi ke samsat di mana STNK kendaraan saya diterbitkan antrian yang hanya setengah jam tersebut jelas tidak ada artinya.
loket+pajak+online
Jadi kalau semisal ada yang saat ini sedang kost atau mukim di kota Solo dan jatah pajak perpanjangan STNK tahunan kendaraan sudah jatuh tempo, barangkali pajak perpanjangan STNK di Samsat Solo ini bisa menjadi pertimbangan. Daripada musti mudik pulang kampong atau mungkin mengirimkan surat-surat kendaraan dan KTP ke orang rumah untuk diuruskan perpanjangannya, lebih baik bayar pajak perpanjangannya di Samsat Solo saja. Suwun…

*semoga bermanfaat

Posted by ashidqy hayun on 09.47 in , | No comments
grapari+solo
Entah nasib memang sedang apes atau mungkin hanya kebetulan saja, dalam setengah tahunan ini saya sudah ganti hape tiga kali. Yang pertama dulu ganti dari hape Samsung kesayangan ( maklum hape android pertama saya, seandainya dukungan update dari beberapa aplikasi masih ada hape yang satu ini pasti masih saya pakai. Tapi yang itu tadi, setelah sekian lama mencoba ngeyel bertahan dengan yang cuma ber-spek roti jahe, akhirnya saya harus mengalah dengan perkembangan teknologi….. x_x ). Si Samsung yang sudah bertahun-tahun kemana-mana bersama saya itu saya ganti dengan hape bekas istri saya. Lumayan tinggi juga spek-nya ( ngirit dikitlah, daripada beli yang baru… hehehe… ). Namun malang tak dapat ditolak, untung juga kagak kayaknya. Waktu itu saya mau ke warnet untuk men-download aplikasi untuk pendataan yang dikirim seorang kolega via email, dhilalah kok yah hape tadi pas ketinggalan, pas posisinya di atas kasur lagi. Nah, pulang dari warnet si hape sudah hitam semua layarnya karena terinjak anak laki-laki tersayang yang masih hobby main  loncat-loncat itu.
Terpaksa juga akhirnya keluar modal, kali ini nyari hape sekalian yang agak mumpuni ( pikir saya ). Nyari yang RAM dan internalnya agak gedean lah. Biar kalo browsing, bbm, dan lain-lain bisa sedikit ngebut. Tapi ternyata si hape baru hanya seumur jagung. Salah saya kali ini, kebetulan cuaca di Solo raya bulan-bulan ini memang agak sulit diprediksi. Nah dalam kondisi cuaca yang agak grimis-grimis syahdu tersebut, saya nekat saja naik motor dan si hape di saku depan. Ndak apa-apa juga sih waktu itu, tapi pas sorenya ketika sedang digunakan terasa si hape panasnya nambah dengan cepat, trus tercium juga bau seperti ada yang gosong terbakar, dan…. Mak pettt…. Matilah itu gadget setelapak tangan tanpa bisa diapa-apakan lagi. Kan masih garansi? Males ngurusnya, takut kelamaan…
Terpaksa musti keluar modal lagi kayaknya. Tetapi berhubung saya sedang agak sibuk, istri saya yang esoknya pergi belanja hape buat saya ( makasih cinta…). Alhamdulillah, dibelikan hape yang bagus, cakep, layarnya jernih, kameranya wowww, ram standar tapi internal gede juga sih… tapi… slot untuk kartu sim ternyata hanya kompatibel untuk ukuran yang mikro…
Waduh, padahal kartu sim yang saya pegang saat ini ukuran standar. Maklum dah jadul, sudah berapa belas tahun saya pakai… musti ngurus ganti kartu sim ini… mana lagi sibuk lagi…
Akhirnya setelah 3 hari hape baru nganggur, saya sempatkan untuk mampir ke Grapari. Kebetulan juga hari Jum’at, barangkali sehabis jumatan Graparinya sepi, jadi ndak usah pake antri… hehehe…
Awalnya saya meluncur ke arah Purwosari, setau saya Grapari memang ada di kawasan itu. tetapi ternyata di pagar depan kantor ada papan tergantung yang menerangan kalo kantor Grapari sudah pindah ke depan Solo GrandMall. Welleh, tahu begini saya harusnya bisa lebih hemat bensin tadi…
Yo wislah, balik ke timur lagi, ngarah ke pusat kota…
Sampai di Grapari parkiran terlihat sepi, sip berarti ndang rampung iki…
Saya masuk kantornya, disambut sama mbak yang berjaga di dekat pintu. Ketika ditanya saya jawab keperluannya untuk menganti kartu sim. Sama si em-mbak-nya diambilah nomor antrian sesuai dengan keperluan sepertinya. Dapat nomor 6074 seingat saya.
Masuk ke Grapari ini terasa sekali kalau kantor ini memang disetting senyaman mungkin. Kursi tunggu yang sangat sangat uempuk, pendingin ruangan dengan suhu yang lumayan membuat saya agak menggigil, plus tayangan musicnya itu yang bikin saya jadi ngantuk. Rasanya jadi kepengen ngambil bantal dan tidur sekalian di situ… hehehe…
Nunggu gliran, lumayan lama juga sih, ada barangkali 1 jam. Akhirnya nomor saya dipanggil. Saya dilayani sama mas costumer servisnya. Ditanya keperluannya, terus KTP saya dipinjam sebentar ( untuk mencocokan data barangkali ), lalu srett… kartu yang ukuran mikro jadi. Kartu yang lama kemudian diminta, untuk dicopykan data kontak yang tersimpan dalam kartu tersebut. Lalu kartu lama dikembalikan lagi ke saya, tapi kata si mas-nya sudah tidak ada sinyalnya lagi. Lumayan, bisa buat kenang-kenangan ;)
Terakhir, saya disuruh untuk tanda tangan secara elektronik di sebuah tablet. Hanya itu saja, dan selesai. Kartu sim dengan ukuran mikro sudah jadi dan siap digunakan. Tidak perlu repot-repot ngisi formulir atau mungkin harus menulis 10 nomor kontak yang pernah dihubungi. Pokoknya simple lah, hanya saja mungkin perlu waktu agak luang untuk antri. Tapi sekali lagi tenang saja, tempatnya nyaman sekali kok. Bakalan betah pokoknya… hehehe….

*suwun…

Search Our Site