Alkisah Suatu pagi, seorang remaja putri memberi uang saku kepada adik2nya. Kebetulan Si Remaja Putri memiliki dua orang adik.
Seorang adik perempuan kelas 6 SD dan seorang adik laki-laki kelas 3 SD. Si Remaja Putri memberikan uang saku dengan jumlah yang berbeda kepada mereka.
Tentu saja adik perempuannya mendapat jumlah uang saku yang lerbih banyak.
Mengetahui hal ini, saat sepulang sekolah adik laki-lakinya protes kepada Si Remaja Putri.
“Mbak, kalo bagi uang yang adil donk! Masak uang sakuku lebih sedikit dari punyanya kakak?”
Kemudian Si Remaja Putri melemparkan sebuah pertanyaan kepadanya,
“Menurutmu adil itu yang seperti apa?”
Dengan polosnya adiknya yang baru berusia 9 tahun itu menjawab,
“Ya harus sama jumlahnya dong, Mbak. Kalo kakak dapet sekian aku juga harus dapat jumlah yang sama juga.”
Dengan tersenyum Si Remaja Putri meninggalkan sang adik.
Sesaat kemudian dia menemui sang adik lagi dengan membawa dua buah gelas, literan, dan sebotol air.
Kedua gelas itu memiliki ukuran berbeda. Yang pertama gelas besar dan yang kedua gelas kecil.
“Ok dik, sekarang aku minta, tolong masing-masing gelas kamu isi dengan air sebanyak 240 mL!”
Dengan sedikit pengarahan dari Si Remaja Putri, Sang adik mulai mengisikan air ke dalam literan hingga mencapai angka 240 mL dan menuangkannya ke dalam gelas besar.
Pada gelas yang besar, air hampir memenuhi isi gelas. Namun, pada saat dia mengisi gelas yang kecil airnya tumpah.
Kemudian Si Remaja Putri meminta sang adik untuk mengosongkan gelas-gelas tersebut.
Dan sekarang Si Remaja Putri memberi instruksi yang berbeda. “Sekarang isikan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh!”
Dia mulai menuangkan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh. Dan sekarang tidak ada air yang tumpah.
*****
Keadilan itu bukan tergantung dari jumlahnya tetapi dari ukurannya.
Ditengah banyaknya kenikmatan yang kita dapatkan, terkadang kita masih merasa kekurangan, ada perasaan iri, ada perasaan tidak rela ketika orang-orang disekitar kita berhasil.
Rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, jadi seharusnya, kita fokus pada pencarian rejeki yang menjadi jatah kita, bukan fokus untuk iri atas keberhasilan orang lain.
Jangan menyalahkan orang lain kalau kita merasa kekurangan. Jangan terburu2 marah kepada orang lain, apalagi kepada Tuhan atas rejeki yang menurut kita masih sedikit.
Salahkan diri sendiri, seberapa banyak kenikmatan yang selama ini kita ingkari?
Jadi tetaplah optimis, rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, kita hanya harus terus berusaha, terus berdoa dan sedikit bersabar.
Yakinlah rejeki kita akan mengalir dengan lancar. Dan pada saat waktu itu tiba, jangan lupakan orang lain.
"Mengharap dunia memperlakukan Anda secara adil karena Anda adalah orang baik adalah sama dengan mengharap banteng tidak akan menyerang Anda karena Anda vegetarian."
- Dennis Wholey -
#Copas
Seorang adik perempuan kelas 6 SD dan seorang adik laki-laki kelas 3 SD. Si Remaja Putri memberikan uang saku dengan jumlah yang berbeda kepada mereka.
Tentu saja adik perempuannya mendapat jumlah uang saku yang lerbih banyak.
Mengetahui hal ini, saat sepulang sekolah adik laki-lakinya protes kepada Si Remaja Putri.
“Mbak, kalo bagi uang yang adil donk! Masak uang sakuku lebih sedikit dari punyanya kakak?”
Kemudian Si Remaja Putri melemparkan sebuah pertanyaan kepadanya,
“Menurutmu adil itu yang seperti apa?”
Dengan polosnya adiknya yang baru berusia 9 tahun itu menjawab,
“Ya harus sama jumlahnya dong, Mbak. Kalo kakak dapet sekian aku juga harus dapat jumlah yang sama juga.”
Dengan tersenyum Si Remaja Putri meninggalkan sang adik.
Sesaat kemudian dia menemui sang adik lagi dengan membawa dua buah gelas, literan, dan sebotol air.
Kedua gelas itu memiliki ukuran berbeda. Yang pertama gelas besar dan yang kedua gelas kecil.
“Ok dik, sekarang aku minta, tolong masing-masing gelas kamu isi dengan air sebanyak 240 mL!”
Dengan sedikit pengarahan dari Si Remaja Putri, Sang adik mulai mengisikan air ke dalam literan hingga mencapai angka 240 mL dan menuangkannya ke dalam gelas besar.
Pada gelas yang besar, air hampir memenuhi isi gelas. Namun, pada saat dia mengisi gelas yang kecil airnya tumpah.
Kemudian Si Remaja Putri meminta sang adik untuk mengosongkan gelas-gelas tersebut.
Dan sekarang Si Remaja Putri memberi instruksi yang berbeda. “Sekarang isikan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh!”
Dia mulai menuangkan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh. Dan sekarang tidak ada air yang tumpah.
*****
Keadilan itu bukan tergantung dari jumlahnya tetapi dari ukurannya.
Ditengah banyaknya kenikmatan yang kita dapatkan, terkadang kita masih merasa kekurangan, ada perasaan iri, ada perasaan tidak rela ketika orang-orang disekitar kita berhasil.
Rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, jadi seharusnya, kita fokus pada pencarian rejeki yang menjadi jatah kita, bukan fokus untuk iri atas keberhasilan orang lain.
Jangan menyalahkan orang lain kalau kita merasa kekurangan. Jangan terburu2 marah kepada orang lain, apalagi kepada Tuhan atas rejeki yang menurut kita masih sedikit.
Salahkan diri sendiri, seberapa banyak kenikmatan yang selama ini kita ingkari?
Jadi tetaplah optimis, rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, kita hanya harus terus berusaha, terus berdoa dan sedikit bersabar.
Yakinlah rejeki kita akan mengalir dengan lancar. Dan pada saat waktu itu tiba, jangan lupakan orang lain.
"Mengharap dunia memperlakukan Anda secara adil karena Anda adalah orang baik adalah sama dengan mengharap banteng tidak akan menyerang Anda karena Anda vegetarian."
- Dennis Wholey -
#Copas