Aku, dan apa yang ada di sekitarku...

Selasa, 12 Mei 2015

Posted by ashidqy hayun on 10.56 in | No comments
Daulah Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H / 750 M, Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Umayyah yang telah hancur di Damaskus. Dinamakan Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah di samping bercorak Arab murni, juga terpengaruh dengan corak pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Msir, dan sebagainya. Juga dinasti Abbasiyah ini system politiknya lebih bersifat demokratis dari pada dinasti Umayyah yang Orientalis.
Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi (158 – 169 H / 775 – 785 M), dinasti Abbasiyah memperluas kekuasaan dan pengaruh Islam ke wilayah Timur Asia Tengah, dari perbatasan India hingga ke China. Saat itu umat Islam berhasil memasuki selat Bosporus, sehingga membuat Ratu Irene menyerah dan berjanji membayar upeti. Pada masa dinasti ini pula wilayah kekuasaan Islam sangat luas yang meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lain Hijjaz, Yaman Utara dan Selatan, Oman, Kuwait, Iran (Persia), Irak, Yordania, Palestina, Libanon, Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, Spanyol, Afghanistan, dan Pakistan. Juga mengalami perluasan ke daerah Turki, wilayah-wilayah Armenia dan daerah sekitar Laut Kaspia, yang sekarang termasuk wilayah Rusia. Wilayah bagian Barat India dan Asia Tengah, serta wilayah perbatasan China sebelah Barat.
1.       Kemajuan-Kemajuan dan Perkembangan yang Dicapai :
Secara garis besar ada 2 faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam ajaran Islam bahwa ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits, memiliki kekuatan yang luar biasa yang mampu memberikan motifasi bagi para pemeluknya untuk mengembangkan peradabannya.
Sedangkan faktor eksternalnya, yaitu ajaran yang merupakan proses sejarah umat Islam di dalam kehidupannya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Faktor penyebab tersebut adalah semangat Islam, perkembangan organisasi ketatanegaraan, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perluasan Islam.
2.       Bentuk-Bentuk Peradaban Islam  dan Tokoh-Tokohnya
a. Kota-Kota Pusat Peradaban
1)    Kota Baghdad, merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754 – 775 M) pada tahun 762 M. kota ini terletak di tepian sungai Tigris. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786 – 809 M), dan anaknya Al-Makmun (813 – 833M).
2)    Kota Samarra, letaknya di sebelah timur sungai Tigris yang berjarak lebih kurang 60 km dari kota Baghdad. Di kota ini terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh seni bangunan Islam di kota-kota lain.7
b. Bangunan Tempat Pendidikan dan Tempat Peribadatan
1)    Madrasah. Ada banyak madrasah, madrasah yang terkenal pada zaman itu adalah Nizamiyyah, yang didirikan oleh Nizam Al-Mulk, seorang perdana menteri pada tahun 456 – 486 H. Madrasah ini terdapat di banyak kota, antara lain di Baghdad, Isfahan, Nisabur, Basrah, Tabaristan, Hara, dan Musol.
2)    Kuttab, yaitu sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah.
3)    Majlis Muhadharah sebagai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan.
4)    Darul-Hikmah sebagai perpustakaan.
5)    Masjid-masjid sebagai tempat beribadah dan sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan takahsush. Di antara masjid yang terkenal adalah masjid Cordova, masjid Ibnu Touloun, masjid Al-Azhar, dan sebagainya.
c. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tokoh-Tokohnya
1)    Filsafat, para tokoh filosuf pada masa itu adalah : Abu Ishak Al- Kindi, Abu Nashr Al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusydi.
2)    Ilmu Kedokteran : Abu Zakaria Yuhana bin Masiwaih, Sabur bin Sahal, Abu Zakaria Ar-Razy, dan Ibnu Sina.
3)    Matematika, ahli matematika Islam yang terkenal ialah Al- Khawarizmi, seorang yang menemukan angka nol (0), sedangkan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, disebut juga “Angka Arab”.
4)    Farmasi dan Kimia, di antara para ahli farmasi dan kimia padamasa pemerintahan dinasti Abbasiyah adalah Ibnu Baithar.
5)    Ilmu Perbintangan : Abu Mansur Al-Falaky, Jabir Al-Batany, dan Rayhan Al-Bairuny.
6)    Ilmu Tafsir (Tafsir Al-Ma’tsur : Ibnu Jarir Ath-Thabari, Ibnu ‘Athiyah Al-Andalusy, As-Sudai, Muqatil bin Sulaiman; dan Tafsir bir-Ra’yi : Abu Bakar Asam, Abu Muslim Muhammad bin Bahar Isfahany, dan Abu Yunus Abdussalam).
7)    Ilmu Hadits : Imam Abu Abdullah Muhammad bin Abi Al-Hasan Al-Bukhari (Imam Bukhari), Imam Abu Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qushairy An-Naishbury (Imam Muslim), Ibnu Majah, Abu Dawud, An-Nasa’i.
8)    Ilmu Kalam, di antara aliran ilmu kalam yang berkembang adalah Jabariyah, Qadariyah Mu’tazilah, dan Asy’ariyah. Para pelopornya adalah Jahm bin Sofwan, Ghilan Al-Dimisyqi, Wasil bin ‘Atha’, Al-Asy’ari, dan Imam Ghazali.
9)    Ilmu Bahasa : Sibawaih, Al-Kisai, dan Abu Zakaria Al-Farra.



Baca juga postingan/artikel terkait di bawah ini;

0 komentar:

Posting Komentar

Search Our Site