Daulah Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H / 750 M,
Abbasiyah merupakan kelanjutan dari pemerintahan daulah Umayyah yang telah
hancur di Damaskus. Dinamakan Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa
dinasti ini merupakan keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah di samping bercorak Arab murni, juga terpengaruh dengan corak
pemikiran dan peradaban Persia, Romawi Timur, Msir, dan sebagainya. Juga
dinasti Abbasiyah ini system politiknya lebih bersifat demokratis dari pada
dinasti Umayyah yang Orientalis.
Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mahdi (158 – 169 H
/ 775 – 785 M), dinasti Abbasiyah memperluas kekuasaan dan pengaruh Islam ke
wilayah Timur Asia Tengah, dari perbatasan India hingga ke China. Saat itu umat
Islam berhasil memasuki selat Bosporus, sehingga membuat Ratu Irene menyerah
dan berjanji membayar upeti. Pada masa dinasti ini pula wilayah kekuasaan Islam
sangat luas yang meliputi wilayah yang telah dikuasai Bani Umayyah, antara lain
Hijjaz, Yaman Utara dan Selatan, Oman, Kuwait, Iran (Persia), Irak, Yordania,
Palestina, Libanon, Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Maroko, Spanyol, Afghanistan,
dan Pakistan. Juga mengalami perluasan ke daerah Turki, wilayah-wilayah Armenia
dan daerah sekitar Laut Kaspia, yang sekarang termasuk wilayah Rusia. Wilayah
bagian Barat India dan Asia Tengah, serta wilayah perbatasan China sebelah
Barat.
1. Kemajuan-Kemajuan dan Perkembangan yang Dicapai :
Secara
garis besar ada 2 faktor penyebab tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam,
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam
ajaran Islam bahwa ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits,
memiliki kekuatan yang luar biasa yang mampu memberikan motifasi bagi para pemeluknya
untuk mengembangkan peradabannya.
Sedangkan
faktor eksternalnya, yaitu ajaran yang merupakan proses sejarah umat Islam di
dalam kehidupannya yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran Islam. Faktor penyebab
tersebut adalah semangat Islam, perkembangan organisasi ketatanegaraan,
perkembangan ilmu pengetahuan, dan perluasan Islam.
2. Bentuk-Bentuk Peradaban Islam
dan Tokoh-Tokohnya
a.
Kota-Kota Pusat Peradaban
1) Kota
Baghdad, merupakan ibu kota negara kerajaan Abbasiyah yang didirikan oleh
Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur (754 – 775 M) pada tahun 762 M. kota ini terletak
di tepian sungai Tigris. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada masa
pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid (786 – 809 M), dan anaknya Al-Makmun (813
– 833M).
2) Kota
Samarra, letaknya di sebelah timur sungai Tigris yang berjarak lebih kurang 60
km dari kota Baghdad. Di kota ini terdapat 17 istana mungil yang menjadi contoh
seni bangunan Islam di kota-kota lain.7
b.
Bangunan Tempat Pendidikan dan Tempat Peribadatan
1) Madrasah.
Ada banyak madrasah, madrasah yang terkenal pada zaman itu adalah Nizamiyyah,
yang didirikan oleh Nizam Al-Mulk, seorang perdana menteri pada tahun 456 – 486
H. Madrasah ini terdapat di banyak kota, antara lain di Baghdad, Isfahan,
Nisabur, Basrah, Tabaristan, Hara, dan Musol.
2) Kuttab,
yaitu sebagai lembaga pendidikan dasar dan menengah.
3) Majlis
Muhadharah sebagai tempat pertemuan dan diskusi para ilmuan.
4) Darul-Hikmah
sebagai perpustakaan.
5) Masjid-masjid
sebagai tempat beribadah dan sebagai tempat pendidikan tingkat tinggi dan
takahsush. Di antara masjid yang terkenal adalah masjid Cordova, masjid Ibnu
Touloun, masjid Al-Azhar, dan sebagainya.
c.
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Tokoh-Tokohnya
1) Filsafat,
para tokoh filosuf pada masa itu adalah : Abu Ishak Al- Kindi, Abu Nashr
Al-Faraby, Ibnu Sina, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusydi.
2) Ilmu
Kedokteran : Abu Zakaria Yuhana bin Masiwaih, Sabur bin Sahal, Abu Zakaria
Ar-Razy, dan Ibnu Sina.
3) Matematika,
ahli matematika Islam yang terkenal ialah Al- Khawarizmi, seorang yang
menemukan angka nol (0), sedangkan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0, disebut
juga “Angka Arab”.
4) Farmasi
dan Kimia, di antara para ahli farmasi dan kimia padamasa pemerintahan dinasti
Abbasiyah adalah Ibnu Baithar.
5) Ilmu
Perbintangan : Abu Mansur Al-Falaky, Jabir Al-Batany, dan Rayhan Al-Bairuny.
6) Ilmu
Tafsir (Tafsir Al-Ma’tsur : Ibnu Jarir Ath-Thabari, Ibnu ‘Athiyah Al-Andalusy,
As-Sudai, Muqatil bin Sulaiman; dan Tafsir bir-Ra’yi : Abu Bakar Asam, Abu
Muslim Muhammad bin Bahar Isfahany, dan Abu Yunus Abdussalam).
7) Ilmu
Hadits : Imam Abu Abdullah Muhammad bin Abi Al-Hasan Al-Bukhari (Imam Bukhari),
Imam Abu Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qushairy An-Naishbury (Imam Muslim), Ibnu
Majah, Abu Dawud, An-Nasa’i.
8) Ilmu
Kalam, di antara aliran ilmu kalam yang berkembang adalah Jabariyah, Qadariyah
Mu’tazilah, dan Asy’ariyah. Para pelopornya adalah Jahm bin Sofwan, Ghilan
Al-Dimisyqi, Wasil bin ‘Atha’, Al-Asy’ari, dan Imam Ghazali.
9) Ilmu
Bahasa : Sibawaih, Al-Kisai, dan Abu Zakaria Al-Farra.
Baca juga postingan/artikel terkait di bawah ini;
- Perkembangan Islam pada masa Rasulullah yang meliputi dua fase, yaitu fase Makkah dan fase Madinah.
- Perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin yang meliputi; perkembangan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq 11-13 H/632-634 M, perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab 13-23H/634-644 M, perkembangan Islam pada masa Khalifah Ustman Ibn Affan 23-35H/644-656 M, dan terakhir adalah perkembangan Islam pada masa Khalifah Ali IbnAbi Thalib 35-40 H/656-661 M.
- Perkembangan sejarah Islam pada masa sesudah Khulafaurrasyidin, yang meliputi dua materi pokok yaitu pada masa Daulah BaniUmayyah dan pada masa Daulah Bani Abbasiyah dan kemunduran yang terjadi dalamperkembangan peradaban Islam pada masa Daulah Bani Umayyah dan pada masa DaulahBani Abbasiyah.
- Sejarah masuknya Islam di Indonesia/Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar