Periode Mekkah dapat
dibagi menjadi tiga tahapan dakwah, yaitu :
1. Tahapan Dakwah
secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun.
Mekkah merupakan
sentral agama bangsa Arab. Disana ada peribadatan terhadap Ka’bah dan
penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan seluruh bangsa
Arab. Cita-cita untuk memperbaiki keadan mereka tentu bertambah sulit dan berat
jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal
ini membutuhkan kemauan yang keras yang tidak bisa diguncang musibah dan
kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi ini, tindakan yang paling bijaksana
adalah memulai dakwah dengan sembunyi-sembunyi, agar penduduk Mekkah tidak
kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.
Pada awal mulanya
Rasulullah SAW menampakkan islam kepada orang yang paling dekat dengan beliau.
Anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka ini
kepada islam, juga menyeru kepada siapa pun yang dirasa memiliki kebaikan yang
sudah beliau kenal secara baik dan mereka pun mengenal beliau secara baik.
Dalam tarikh islam, mereka disebut As-Sabiqunal Awwalun ( yang terdahulu dan
yang pertama masuk islam).
Mereka adalah
istri beliau, Ummul Mukminin
Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah, anak paman
beliau, Ali bin Abu Thalib,
yang saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau, dan sahabat
karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar yang
dikenal kaumnya sebagai seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan
ramah, dan memiliki akhlak yang mulia bersemangat membantu Rasul mendakwahkan
islam. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk islam, yaitu :
-
Utsman bin Affan
-
Az-Zubair bin Al-Awwan
-
Abdurrahman bin Auf
-
Sa’d bin Abi Waqqash
-
Thalhah bin Ubaidillah
Mereka ini juga
termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk islam, kawanan pertama dan fajar
islam. Ada juga
kawanan lainnya yang termasuk orang-orang yang pertama masuk islam, yaitu :
-
Bilal bin Rabbah -
Abu Salamah bin Abdul Asad
-
Amir bin Al-Jarrah -
Al- Arqam bin Abil Arqam
-
Fathimah bin Al-khattab -
Khabbab bin Al-Arrat
Setelah melihat
beberapa kejadian disana-sini, ternyata dakwah islam sudah didengar orang-orang
Quraisy pada tahapan ini, sekalipun dakwah itu masih dilakukan secara
sembunyi-sembunyi dan perorangan. Namun merekan tidak ambil peduli.
Selama tiga tahun
dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan. Selama jangka
waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang mukmin yang senantiasa
menguatkan hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu. Penyampaian dakwah
terus dilakukan, hingga turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW
menampakkan dakwah kepada kaumnya. Menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang
berhala-berhalasesembahan mereka.
2. Tahapan Dakwah
secara terang-terangan sejak tahun keempat dari nubuwah hingga akhir
tahun kesepuluh.
Langkah pertama
yang dilakukan Rasulullah ialah dengan mengundang kerabat dekat. Beliau
mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Beliau
menyeru kepada kaumnya kepada Allah dan berserah diri kepada RabbNya. Namun
dari sekian banyak yang datang, semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah
yang mendukung dan memerintahkan melanjutkan perjuangan Rasul, tetapi Abu
Thalib tidak punya pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul
Al-Muthalib.
Orang-orang
Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah nenek moyang mereka dan perjalanan
kaumnya, mereka tidak pernah mengetahui bandingan yang seperti itu. Setelah
menguras pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi mereka menghadapi orang yang
jujur dan dapat dipercayai ini (Muhammad SAW) kecuali mendatangi paman beliau,
Abu Thalib. Mereka meminta kepadanya agar menghentikan segala apa pun yang
diperbuat anak saudaranya.
Dengan perkataan
yang halus dan lemah lembut, Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka
pun pulang dengan tangan hampa, Semenjak
penolakan itu, dan orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak
menghentikan dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan untuk
membenamkan dakwah ini.
Beberapa cara penghadangan mereka terhadap
dakwah Rasulullah SAW yaitu:
-
Dengan ejekan dan penghinaan, olok-olok dan
penertawaan. Hal ini mereka maksudkan untuk melecehkan orang-orang muslim dan
menggembosi kekuatan mental mereka.
-
Menjelek-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan
keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran
beliau dan diri beliau.
-
Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang
dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka
meninggalkan Al-Qur’an.
-
Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga
dengan penawaran itu mereka berusaha untuk mempertemukan islam dan jahiliyah
ditengah jalan.
-
Berbagai macam tekanan dan penyiksaan terhadap
pengikut-pengikut Rasulullah SAW.
-
Pemboikotan secara menyeluruh terhadap pengikut
Muhammad SAW. Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan
orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya
untuk hijrah dan berdakwah keluar Mekkah
3. Tahapan Dakwah
diluar Mekkah dan penyebarannya dari tahun kesepuluh dari nubuwah hingga
hijrah ke Madinah.
Karena keadaan
semakin mendesak, tekanan disana sini terhadap pengikutnya, Rasulullah
memerintahkan agar kaumnya hijrah dan mendakwahkan islam ke Habasyah.
Rasulullah tahu bahwa raja yang berkuasa adalah seorang raja yang yang adil,
tak bakal ada seorang pun yang teraniaya disisinya. Pada bulan Rajab tahun
kelima dari nubuwah, sekelompok sahabat hijrah yang pertama kali ke Habasyah,
terdiri dari dua belas orang laki-laki dan empat orang wanita, yang dipimpin
Utsman bin Affan.
Karena siksaan dan
penindasan yang ditimpakan orang-orang Quraisy semakin menjadi-jadi, Nabi SAW
tidak melihat cara lain kecuali memerintahkan mereka untuk hijrah untuk kedua
kalinya. Kali ini hijrah berjumlah delapan puluh tiga orang laki-laki dan
delapan belas wanita. Sementara itu, Rasulullah SAW tetap berada di Mekkah
untuk terus mendakwahkan Agama Allah buat penduduk Mekkah.
Pada tahun
kesepuluh dari nubuwah, Rasulullah SAW pergi ke Thaif, beliau pergi dengan
berjalan kaki. Dengan didampingi pembantunya Zaid bin Haritsah, beliau mengajak
penduduk setiap kabilah yang ia lalui kepada islam. Namun tak satu pun yang
memenuhinya. Sesampainya di Thaif, beliau menyeru agama Allah kepada pemimpin
Bani Tsaqif. Namun semua menolaknya dan mencaci maki beliau sambil melempari
batu kearah beliau. Pembantu Nabi SAW, Zaid senantiasa melindungi beliau.
Saat musim haji
tiba, beliau kembali ke Mekkah dan berdakwah kepada orang-orang yang
melaksanakan haji dari segala penduduk diluar Mekkah. Agama Allah mereka bawa
ke negerinya. Hingga tersebar luaslah islam di jazirah Arab. Diantaranya yaitu
:
-
Suwaid bin Shamit, Dia adalah seorang penyair
yang cerdas dari penduduk Yatsrib yang juga di juluki Al-Kamil oleh kaumnya.
- Iyas bin Mu’adz, Dia seorang pemuda
belia dari Yatsrib.
-
Abu Dzarr Al-Ghifary, Dia termasuk penduduk
pinggiran Yatsrib.
-
Thufail bin Amr Ad-Dausy, Dia seorang Penyair
cerdas dan pemimpin Kabilah Daus
- Dhimad Al-Azdy, Dia berasal dari Azd
Syanu’ah dari Yaman.
Dalam beberapa waktu, sampailah islam ke
penjuru jazirah Arab, hingga ke Madinah, islam di Madinah disambut baik oleh
penduduk. Dakwah berhasil di bumi Yatsrib ini. Semua ketentuan Allah membuat
islam semakin bercahaya dan bersinar.
Baca juga postingan/artikel
terkait di bawah ini;
- Perkembangan Islam pada masa Rasulullah yang meliputi dua fase, yaitu fase Makkah dan fase Madinah.
- Perkembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin yang meliputi; perkembangan Islam pada masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq 11-13 H/ 632-634 M, perkembangan Islam pada masa Khalifah Umar Ibn Al-Khaththab 13-23 H/634-644 M, perkembangan Islam pada masa Khalifah Ustman Ibn Affan 23-35 H/644-656 M, dan terakhir adalah perkembangan Islam pada masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib 35-40H/656-661 M.
- Perkembangan sejarah Islam pada masa sesudah Khulafaurrasyidin, yang meliputi dua materi pokok yaitu pada masa Daulah Bani Umayyah dan pada masaDaulah Bani Abbasiyah dan kemunduran yang terjadi dalam perkembangan peradabanIslam pada masa Daulah Bani Umayyah dan pada masa Daulah Bani Abbasiyah.
- Sejarah masuknya Islam di Indonesia/Nusantara.
0 komentar:
Posting Komentar