Ini Semua gara-gara si Wildan sebenarnya. Tapi kalo dirunut, memang dulu pernah sih waktu masih nge-kost pas
kuliah sempat kepikiran gimana ya caranya ngilangin stress mikir tugas yang
bejibun dan rasanya ndak habis-habis itu. Pernah kepikiran buat beli play
station (Pe Es), tapi kalo dilogika ( hehehe…) malah bikin repot nanti,
lagipula apa malah ndak menghabiskan waktu main-main Pe Es begituan, malah
makalah dan tugas paper dari dosen berantakan pula nanti… Lagipula alasan sebenarnya
beli Pe Es juga bukan itu ding, dananya itu lho yang eman-eman… hahahaha…..
Trus sempat pula kepikiran buat
beli sepeda, biar bisa gowes nyari udara segar tiap minggu pagi. Tapi seringnya
kan bangun kesiangan, malah mubazir nanti sepedanya…
Kepikiran juga kayaknya asyik nih
kalo piara hewan, yang lucu, yang bisa dijadikan hiburan. Tapi apa…. Akhirnya
buat list kira-kira apa ya yang bisa dipiara di kost tanpa perlu ribet, ndak
ngganggu penghuni yang lain, ndak begini, ndak begitu…. Syaratnya banyak
ternyata….
Yang masuk daftar list yang
pertama adalah si imut hamster. Sempat hunting juga sih, tapi pas di pasar
hewan otak ini mulai berlogika lagi, mulai mikir-mikir lagi (dasar rewel), “kok
bau pesing ya? Wah, bisa ngrusak mood nih…”. Niat juga yang namanya burung di
daftar berikutnya, tapi kasian kalo pake kurung-kurungan segala… Berikutnya
masuk si Kucing, kan tinggal comot dari tepi jalan, tapi ada temen namanya si
Mahmudi yang hobi banget ma kucing, ntar malah jadi piaraan dia lagi… hufft
susah juga ternyata…
At last, sampai juga ke daftar
urutan; “gimana kalo piara ikan dalam akuarium?”
Pasti sip deh, praktis, g’bakal
rewel kalo lupa tidak dikasih makan, g’ usah cari yang mahal, yang murah-murah
aja tapi berwarna…
Dah siap banget waktu itu, tapi karena
proyek skripsi lagi sibuk-sibuknya, akhirnya jadi tersingkirkan dulu… L
********(Bertahun-tahun kemudian)
Entah kenapa si Wildan suka
banget dengan yang namanya ikan. Ke mana-mana pasti mintanya “Ikkam…. ikkamm”
(maaf belum bisa nyebut huruf ‘N’ dengan jelas… ;-) )
Kalo ikut Umminya ke pasar pasti narik-narik tangan ke tempat
penjual ikan hias yang kaki lima itu. Main ke tempat kakeknya, pasti pake acara
mampir beli tentengan plastik berisi ikan (padahal absen ke rumah kakek itu minimal
minggu sekali, bayangkan coba…) trus sampe di rumah si ikan-ikan malang tadi cukup
dimasukkan toples plastik bekas snack atau apa gitu. Awalnya sih biasa-biasa
saja, tapi lama-lama dipikir dipikir kok ya kasian si ikannya tadi ya… dibeli
sehari dua hari trus mati… (hadewwwhhh, gimana kalo nanti di akhirat saya
sebagai bapaknya diminta pertanggungjawaban ini…)
Akhirnya dibuatlah kesepakatan,
“Dibikinkan akuarium saja, Bi…” usul si Ummi..
Ya wis, daripada si ikan merana,
lebih baik kantong si Abi yang dijebol… nasib….
Nah, proses dimulai…
Awalnya browsing browsing dulu,
Tanya-tanya pakdhe google gimana cara bikin akuarium yang baik dan benar.
Cari-cari info tentang akuarium yang bagus itu seperti apa, airnya bagaimana,
pasirnya, batunya, makanan ikannya, pompanya, dan lain-lain sebagainya… (
ssstttt…. Tidak lupa juga ngintip harganya… hehehe…)
Ok, time to action…
Pertama, akuarium diputuskan yang
dari kaca saja. Pertimbangan lebih murah sih kayaknya daripada pake yang dari
bahan lain. Trus biar jatuhnya lebih murah lagi, akhirnya pesen ditempat
kiosnya tukang kaca… well, untuk ukuran 60x30x45cm si tukang minta Rp.
150.000,- ( untung kemarin baru dapat intensif tambahan dari kantor…. ). Si
tukang minta waktu paling lama 1 minggu, katanya sih biar lem silikonnya lebih
rekat…
Kedua, karena kebetulan tinggal
di Solo jadi tempat nyari keperluan buat perlengkapan penunjang kehidupan si
ikan yang komplit mau tidak mau ya larinya ke Pasar Gede ( kalo sekarang sih
sudah pindah ke Pasar Hewan Depok, biar terintegrasi sama penjual burung dan
hewan peliharaan lain kata pak Jokowi dulu..). ok, akhirnya blusukan nyari
tempat yang jual keperluan yang dicari. Awalnya nyari pompa air dulu, diberi
yang harganya Rp. 40.000 ma pedagangnya (lupa yang ukuran berapa), selang Rp. 5.000an,
boks penyaringnya klo tidak kliru kemarin itu dapet yang Rp. 15.000 klo tidak
salah (maklum nyari yang murah), trus spon buat nyaring kotorannya Rp. 5.000,-
juga. Dah komplit, standart minimal… tapi mosok ya g pake hiasan apa-apa?
Akhirnya kliling lagi.. liat tanaman air entah apa namanya, beli empat biji
@Rp. 2.500,-. Trus pasir putih beli 2 plastik @Rp. 10.000,- isinya mungkin 3
kiloan ( kok kayaknya kemahalan ya? Kemarin pas googling katanya Cuma 3.000,-
tok…). Dan beli juga lampu TL, Rp. 30.000,-. Wis rampung… sebenarnya sih pingin
beli yang lain, tapi karena isi dompet masih harus dijalankan sampai akhir
bulan, maka agenda belanja diakhiri…
Ketiga, nunggu akuarium jadi…
Keempat, kok akuariumnya belum di
anter ya??
Kelima, hmmmm…. Belum dianter juga….
Keenam, akhirnya akuariumnya
dateng juga. Wih, si Wildan senengnya minta ampun, pake mau dimasukin segala
itu akuarium… :-P
Klo prosedurnya sih katanya si
akuarium harus dicuci bersih kemudian diendapkan 1 minggu biar kondisi airnya
bagus. Tapi apa mau di kata. Ada anak kecil yang tidak sabar. Akuarium di bawa
masuk ke kamar mandi di bersihkan rame-rame.
Sesudah
itu dibawa lagi ke ruang depan buat ditata. Tapi kalo dipikir-pikir, pasir
putih 2 kantong plastik kecil apa cukup uat diratakan di dasar akuarium.
Akhirnya dengan terpaksa ( darurat ini ) kebetulan ada beberapa tetangga yang
sedang merenov rumahnya, minta pasir dan beberapa pecahan batu ke mereka (
lumayan daripada g’ ada ). Pasir tadi dicuci berkali-kali biar bersih, sekalian
pasir yang terlalu lembut dibuang. Dan media darurat sederhana pun akhirnya
siap.
<<akuariumku>>Proses
pengerjaan display (bahasa apa ini) akuariumpun dimulai. Awalnya yang
dimasukkan pasir item yang biasa buat campuran ngaduk semen itu. Trus biar
tampak sedikit wah, diatasnya dituang pasir putih yang Cuma 2 kantong kecil
itu. Diratakan ke seluruh dasar akuarium tipis-tipis. Niatnya sih biar keliatan
bagus.
Setelah
tuang sana-tuang sini, akuariumpun selesai didandani. Giliran memasukkan airnya
sekarang. Biar tidak rusak pake alas dari plastic/kresek dengan aliran air yang
pelan. Ok, selesai sudah…
Tahap berikutnya adalah memasang
pompa air dan perangkat pendukung lainnya.
Selesai sampai di sini, namanya
anak kecil, si Wildan lagi-lagi tidak sabar pengen liat ikannya berenanng di
dalam akuarium. Akhirnya setelah dengan susah payah diberi pengertian ( emang
bisa? ) dibuatlah janji, besok pagi ikannya dimasukkan. Malam ini biar airnya
mengendap dulu….
Well. Akhirnya keesokan harinya 2 ekor komet, 4 sumatra, 3
ekor ikan kecil yang entah apa namanya, 3 koki kecil, 2 tawes, 2 ekor dolar, 1
ekor ikan berwarna merah entah jenis apa, dan 1 ekor cupang jadi para penghuni pertama….. ( lha kok
pertama? Ya iyalah, namanya juga air belum
siap, beberapa hari kemudian kematian demi kematian saling menyusul…
mudah-mudahan ikan-ikan itu mendapat tempat yang layak di sisi-Nya… Insyaallah,
pengorbanan mereka telah membuat penghuni berikutnya bisa bertahan sampai saat
ini…. ammiiiin….).
Tapi ternyata segala tetek bengek
menata pasir kemarin setelah tiga hari tidak ada gunanya lagi. Ikan-ikan yang
ada di dalam akuarium itu ternyata punya selera sendiri buat menata tempat
tinggal mereka. Segala macam pasir yang kemarin dengan hati-hati ditaruh dan
dilapisi plastic juga ketika nuang airnya, ternyata dicampur aduk oleh
ikan-ikan itu seenakknya…
well, mudah-mudahan mereka betah sajalah….
L
Yach, itulah sekelumit cerita
tentang akuarium kami.
Akhirnya, kesampaian juga punya
akuarium….
0 komentar:
Posting Komentar