• HomeBeranda
  • MGMPMGMP-PAI
  • Mauidhah KhasanahMauidhah Khasahah
  • HealthHealth category
  • Cerita KecilStory category
  • UncategorizedUncategory file

ALON - ALON NING YO RIDER

Aku, dan apa yang ada di sekitarku...
  • This is Sarimind's Blog

    Bertempurlah, Bertarunglah dalam kenyataan, Meski kau tahu akan ada kekalahan, Yakinlah; darahmu takkan sia-sia..... ( gola gong )

  • This is Sarimind's Blog

    Wahai hati, Bersabarlah dalam menanti. Yakinlah janji-Nya adalah pasti, Pada akhirnya kebahagiaanlah yang kelak kan diraih. Wahai jiwa, Tenanglah dalam lara, Percayalah bahwa janji-Nya adalah nyata. Jangan pernah ragu dengan kehendak-Nya...

  • This is Sarimind's Blog

    Take a time to THINK, it's the source of power. Take a time to READ, it's the foundation of wisdom. Take a time to QUIET, it's the oportunity to seek God. Take time to DREAM, it's the future made of. Take time to PRAY, it's the greatest power on earth.

Sabtu, 19 September 2015

Tentang Keadilan

Posted by ashidqy hayun on 10.07 in cerita kecil, Hikmah, Mauidhah Khasahah, yang penting nulis adjah... | No comments
Alkisah Suatu pagi, seorang remaja putri memberi uang saku kepada adik2nya. Kebetulan Si Remaja Putri memiliki dua orang adik.
Seorang adik perempuan kelas 6 SD dan seorang adik laki-laki kelas 3 SD. Si Remaja Putri memberikan uang saku dengan jumlah yang berbeda kepada mereka.
Tentu saja adik perempuannya mendapat jumlah uang saku yang lerbih banyak.
Mengetahui hal ini, saat sepulang sekolah adik laki-lakinya protes kepada Si Remaja Putri.
“Mbak, kalo bagi uang yang adil donk! Masak uang sakuku lebih sedikit dari punyanya kakak?”
Kemudian Si Remaja Putri melemparkan sebuah pertanyaan kepadanya,
“Menurutmu adil itu yang seperti apa?”
Dengan polosnya adiknya yang baru berusia 9 tahun itu menjawab,
“Ya harus sama jumlahnya dong, Mbak. Kalo kakak dapet sekian aku juga harus dapat jumlah yang sama juga.”
Dengan tersenyum Si Remaja Putri meninggalkan sang adik.
Sesaat kemudian dia menemui sang adik lagi dengan membawa dua buah gelas, literan, dan sebotol air.
Kedua gelas itu memiliki ukuran berbeda. Yang pertama gelas besar dan yang kedua gelas kecil.
“Ok dik, sekarang aku minta, tolong masing-masing gelas kamu isi dengan air sebanyak 240 mL!”
Dengan sedikit pengarahan dari Si Remaja Putri, Sang adik mulai mengisikan air ke dalam literan hingga mencapai angka 240 mL dan menuangkannya ke dalam gelas besar.
Pada gelas yang besar, air hampir memenuhi isi gelas. Namun, pada saat dia mengisi gelas yang kecil airnya tumpah.
Kemudian Si Remaja Putri meminta sang adik untuk mengosongkan gelas-gelas tersebut.
Dan sekarang Si Remaja Putri memberi instruksi yang berbeda. “Sekarang isikan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh!”
Dia mulai menuangkan air ke dalam masing-masing gelas hingga penuh. Dan sekarang tidak ada air yang tumpah.
*****

Keadilan itu bukan tergantung dari jumlahnya tetapi dari ukurannya.
Ditengah banyaknya kenikmatan yang kita dapatkan, terkadang kita masih merasa kekurangan, ada perasaan iri, ada perasaan tidak rela ketika orang-orang disekitar kita berhasil.
Rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, jadi seharusnya, kita fokus pada pencarian rejeki yang menjadi jatah kita, bukan fokus untuk iri atas keberhasilan orang lain.
Jangan menyalahkan orang lain kalau kita merasa kekurangan. Jangan terburu2 marah kepada orang lain, apalagi kepada Tuhan atas rejeki yang menurut kita masih sedikit.
Salahkan diri sendiri, seberapa banyak kenikmatan yang selama ini kita ingkari?
Jadi tetaplah optimis, rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, kita hanya harus terus berusaha, terus berdoa dan sedikit bersabar.
Yakinlah rejeki kita akan mengalir dengan lancar. Dan pada saat waktu itu tiba, jangan lupakan orang lain.
"Mengharap dunia memperlakukan Anda secara adil karena Anda adalah orang baik adalah sama dengan mengharap banteng tidak akan menyerang Anda karena Anda vegetarian."
- Dennis Wholey -

#Copas

Read More

Kamis, 17 September 2015

Tentang Semangat

Posted by ashidqy hayun on 11.36 in Hikmah, Mauidhah Khasahah | No comments
iman islam ikhsan
Alkisah, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin.
Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi, laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa.
Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan berikut adalah komentar-komentar mereka:
Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa pun percuma saja. Tidak bisa berubah !”
Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba itu bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar kemudian merayap naik ? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya.”
Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya: "Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah yang luar biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari aku pasti bisa meraih kesuksesan !”
Cerita laba-laba di atas sungguh inspiratif sekali. Sudut pandang yang berbeda dalam melihat sebuah persoalan yang terjadi akan melahirkan penanganan yang berbeda. Dan cara penanganan yang berbeda tentunya akan mendatangkan hasil yang berbeda pula.
Cara pandang sulung memperlihatkan sosok yang tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah, mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang disebutnya "nasib”. Inilah perspektif yang paling menghambat langkah seseorang untuk meraih keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang seperti ini, dijamin keberhasilan akan jauh dari jangkauan kita.
Sebaliknya, perspektif pemuda kedua menunjukkan tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan sangat pragmatis. Dalam menghadapi setiap persoalan, pilihan yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari persoalan tersebut. Jika toh harus dihadapinya, maka ditempuhlah jalan-jalan pintas dengan menghalalkan segala cara, asalkan tujuannya tercapai. Bukannya mencari pemecahan dengan kreativitas dan kecerdasan, tetapi lebih menggunakan cara-cara yang tidak benar, mengelabui, curang, melanggar etika, dan mengabaikan hak-hak orang lain. Jika setiap kali menemui rintangan dan kita bersikap demikian. Maka bisa dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh, dan besar kemungkinan menjadi manusia "raja tega” yang negatif.
Dan tentu saja, kita setuju dengan pendapat si bungsu.
*****
Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus kita miliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap persoalan merupakan batu penguji yang harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh keberanian.
Kita harus membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal yang wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau melarikan diri dari masalah.
Sesungguhnya, kualitas kematangan mental seseorang dibangun dari fondasi banyaknya hambatan, masalah, kelemahan, dan problem kesulitan yang mampu diatasi.
Dan jelas sekali, dengan bekal kegigihan, ketabahan, dan usaha yang konsisten, kesuksesan yang kita peroleh pasti berkualitas dan membanggakan membahagiakan !.

Read More

Senin, 14 September 2015

Tentang Kerja Keras

Posted by ashidqy hayun on 10.18 in cerita kecil, Hikmah | No comments
ayam+pelung+burung+merpati+emprit jepang
Alkisah dahulu kala burung elang dan kalkun adalah sahabat baik. Mereka selalu melakukan kegiatan berdua, membangun sarang mereka bersama, mencari makan juga bersama-sama, bahkan kemanapun mereka selalu bersama-sama.
Pada jaman dulu bentuk tubuh kalkun tidak seperti sekarang ini, dulu tubuhnya ramping dan atletis seperti burung elang, dan dia dapat terbang dengan gesit untuk mencari makan persis seperti burung elang.
Manusia tidak pernah merasa aneh tentang persahabatan kedua burung ini karena elang dan kalkun selalu terlihat terbang bersama-sama di angkasa.
Ketika itu si kalkun dan elang sedang terbang di udara. Si kalkun merasa lapar dan ingin mencari sesuatu untuk di makan, lalu dia berkata pada elang “Elang, gue lapar nih.
Cari makanan di daratan yuk, kayaknya banyak makanan yang enak di sana”.
Lalu si elang membalas “Aku juga lapar Kun, ide kamu boleh juga, mari kita ke daratan cari makanan”.
Lalu kedua sahabat itu terbang menukik menuju daratan dimana beberapa hewan lain juga sedang berada di sana, kedua burung ini kemudian bergabung untuk makan dengan hewan lainnya di darat.
Ketika itu elang dan kalkun mendarat persis di dekat seekor sapi yang sedang menikmati makan jagung manis. Si sapi kelihatan sibuk sekali, tapi kemudian dia berkata pada kedua sahabat itu
“Eh ada elang dan kalkun, selamat datang agan-agan. Silahkan cicipi jagung manis ini, rasanya enak lho”.
Keramahan si sapi ini membuat elang dan kalkun terkejut karena selama ini mereka tidak pernah berbagi makanan dengan hewan lain dengan begitu mudahnya. Kemudian si elang berkata pada si sapi
“JuraGan, kamu baik sekali. Kenapa kamu mau berbagi makanan milik kamu dengan kami?”. Lalu si sapi menjawabnya
“Kagak apa2 juraGan, makanan di sini banyak kok. Tuan petani selalu memberikan makanan yang kami butuhkan setiap hari, mari bergembira saja”.
Jawaban si sapi membuat kedua sahabat itu semakin kaget, dan semakin penasaran pada cerita si sapi.
Si sapi kemudian bercerita lagi “Tuan petani itu baik sekali dia selalu menyediakan makanan pada kami. Dia juga menanam sendiri jagungnya dan juga bahan makanan lainnya.
Kami tidak perlu bekerja sama sekali. Selain itu, Tuan petani juga menyediakan tempat tinggal yang baik bagi kami”.
Cerita si sapi membuat elang dan kalkun semakin terheran-heran karena seumur hidup mereka belum pernah mendapatkan kemudahan seperti itu.
Mereka harus bekerja keras untuk mencari makanan dan kadang harus rebutan dengan hewan lain. Begitu juga untuk membuat rumah, elang dan kalkun harus membuatnya dengan susah payah.
Setelah kedua sahabat itu selesai menikmati keramahan si sapi lalu mereka pulang dan kemudian mulai berdiskusi tentang pengalaman mereka hari itu.
Si kalkun berkata pada sahabatnya “Elang sahabatku, kayaknya kita harus tinggal juga di tempat tuan petani itu.
Kita tidak perlu lagi bekerja keras untuk mencari makanan, dan tempat tinggal juga sudah tersedia. Rasanya aku sudah capek terbang dan bekerja keras setiap hari hanya untuk hidup”.
Si elang sempat risau juga dengan pengalamannya hari itu. Lalu dia pun menjawab sahabatnya “Aku tidak yakin tentang ide kamu kali ini. Menurutku agak tidak masuk akal kalau ada pihak yang mau memberikan segala sesuatu tanpa imbalan sama sekali.
Selain itu Aku lebih suka terbang bebas di angkasa mengarungi langit biru. Menurutku bukan hal yang buruk kalau kita bekerja keras untuk mencari makanan dan membangun tempat tinggal kita. Dan itu sebuah tantangan yang menarik sahabat ku kalkun”.
Kedua sahabat ini tidak sependapat satu sama lain dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Si kalkun memutuskan untuk tinggal di daratan bersama sapi, dia mendapatkan makanan dan tempat tinggal tanpa harus bekerja keras.
Berbeda dengan sahabatnya yang lebih suka kebebasan walau harus menghadapi tantangan setiap hari untuk mencari makanan dan tempat tinggal.
Pada saat itu semua berjalan sangat baik bagi si kalkun. Dia mendapat makanan yang enak setiap hari tanpa harus bekerja keras seperti dulu. Lambat laun si kalkun pun akhirnya bertambah gemuk dan semakin malas.
Lalu pada suatu hari si kalkun mendengar berita bahwa istri si Tuan petani ingin membuat hidangan daging kalkun panggang untuk makan di hari raya.
Tentu saja si kalkun kaget dan panik, kemungkinan besar si istri petani akan memasaknya untuk perayaan hari raya yang akan datang. Kemudian si kalkun memutuskan untuk meninggalkan tempat Tuan petani dan kembali bersama sahabatnya si Elang.
Namun ketika si kalkun hendak terbang, dia menyadari bahwa badannya sudah terlalu berat dan malas. Dia tidak bisa terbang sama sekali, si kalkun hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya.
Akhirnya istri Tuan petani menangkapnya, memotong, dan memanggang si kalkun untuk hidangan makan di hari raya.
*****
Ketika kita menyerah pada tantangan hidup dalam pencarian keamanan, kita mungkin sedang menyerahkan kemerdekaan kita. Dan kita akan menyesalinya setelah segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi.
Seperti pepatah kuno
“selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus”

Read More

Tentang Takdir

Posted by ashidqy hayun on 10.06 in cerita kecil, Hikmah, Mauidhah Khasahah | No comments
Alkisah di sebuah desa, ada seorang tua yang sangat dikenal. Namanya disebut-sebut sebagai seorang yang sangat bijaksana, tempat banyak orang bertanya tentang hal apa saja.
Petuah dan nasihat si orang tua tersebut juga dianggap selalu tepat, sehingga ia sangat dihormati dan disegani.
Suatu ketika, ada dua orang pemuda yang penasaran dengan kebijaksanaan orang tua tersebut. Sebab, mereka mendengar bahwa petuah dan wejangan si orang tua selalu manjur untuk mengatasi berbagai macam persoalan hidup.
Mereka saling adu argumentasi tentang benar tidaknya berita tersebut. Maka, mereka pun ingin membuktikan kehebatan orang tua, apakah sesuai dengan yang dibicarakan orang atau tidak.
Hingga, pada sebuah sore yang cerah, mereka mendatangi orang tua bijak tersebut di kediamannya.
Salah satu pemuda nampak membawa sesuatu yang sepertinya disembunyikan di tangannya. Ia menggenggam benda tersebut erat-erat, dan menaruhnya di belakang badannya, seolah tidak ingin memperlihatkannya pada orang tua tersebut.
"Wahai Paman. Bolehkan aku bertanya?"
Si orang tua yang saat itu sedang bersantai kemudian menjawab,
"Apa yang bisa kubantu?"
"Kami yang muda ini ingin belajar mengetahui banyak hal sebagai bekal hidup nanti. Sayang, sampai saat ini kami belum menemui guru yang kami anggap tepat yang bisa memuaskan dahaga pengetahuan kami. Nah, kami mendengar Paman adalah orang paling bijaksana di desa ini,"
tutur salah satu pemuda. "Karena itu, kami ingin bertanya kepada Paman."
Si orang tua hanya tersenyum mendengar ungkapan pemuda tadi.
"Aku hanya orang biasa. Aku tak bisa mengajarkan apa-apa kepadamu Anak muda,"
jawab si orang tua merendah.
"Aku hanya mencoba menjawab sebisa mungkin pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang kepadaku."
Mendengar jawaban tersebut, maka pemuda yang dari tadi menyembunyikan sesuatu di tangannya segera bertanya,
"Kalau Paman memang bisa menjawab semua pertanyaan, cobalah jawab pertanyaanku ini. Aku sedang membawa burung kecil di genggamanku. Apakah burung di tanganku ini dalam keadaan mati atau hidup, wahai Paman?"
Sejenak, si orang tua menatap wajah pemuda itu dalam-dalam. Sembari tetap menebar senyum, ia pun lantas menjawab,
"Anak muda, mati atau hidup burung itu ada di tanganmu. Kalau aku katakan burung itu hidup, dengan mudah kau pencet burung itu hingga mati. Tapi, kalau aku katakan burung itu mati, dengan mudah pula kamu melepaskannya untuk hidup bebas ke angkasa.
Sama juga dengan kehidupan. Semua sebenarnya ada dalam genggaman tangan kita sendiri. Melalui tangan kita sendirilah nasib ini ditentukan."
Mendengar jawaban penuh makna tersebut, si pemuda langsung melepaskan burung yang sedari tadi dalam genggamannya.
Ia dan temannya segera meminta maaf pada si orang tua karena lancang telah mencoba mengujinya.
Mereka juga meminta agar bisa belajar lebih banyak tentang ilmu kehidupan pada si orang tua bijak
******
Ada sebuah ajaran yang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang mengubahnya. Ini adalah sebuah ajaran sangat mulia yang menjadi cerminan bahwa sebenarnya kita sendirilah yang menentukan nasib. Apakah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semua itu bergantung pada bagaimana kita menyikapi hidup dan kehidupan.
Seperti filosofi yang kita tahu, "Success is my right!" Sukses adalah hak setiap orang dan hak siapa saja yang menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Unsur menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan inilah
sebenarnya yang menentukan nasib kita sendiri.
Dengan sebuah kesadaran penuh tentang arti kesuksesan, serta dengan menjadikannya sebagai sebuah keinginan atau target besar yang menantang, kemudian memperjuangkan sepenuh hati, maka kesuksesan pasti akan kita raih.
Oleh karena itu, kita sebenarnya mempunyai nasib atau takdir laksana sang burung dalam genggaman. Hanya dengan tangan sendirilah kita bisa menentukan apa saja yang dapat kita raih. Melalui kekuatan diri sendiri pulalah kita bisa mewujudkan semua impian.
Maka, mari kita perkaya mental dengan terus berjuang tanpa henti untuk menentukan nasib sendiri! Kita lepaskan belenggu keinginan bergantung pada orang lain, dan menggantinya dengan tekad dan keyakinan diri sendiri, guna meraih sukses seperti yang kita dambakan.
"Dalam setiap hal baik positif maupun negatif, selalu tersimpan aset yang luar biasa yang selalu menanti untuk ditemukan.
Misteri kehidupan ini letaknya tidk jauh-jauh, ia tersembunyi dalam misteri sifat kita."
~Gobind Vashdev~

Read More

Selasa, 01 September 2015

Jangan lari, masalah bukan untuk dihindari

Posted by ashidqy hayun on 10.54 in Hikmah, Mauidhah Khasahah | No comments
Alkisah di sebuah desa memiliki hanya satu sumur air, yang sekaligus menjadi tempat pertemuan masyarakat desa itu pada pagi dan sore hari.
Di sana mereka membagi setiap informasi terbaru, selain mengambil air untuk pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari. Sementara itu sumur tersebut tidak pernah dirawat.
Semakin banyak dedaunan jatuh ke dalamnya. Tidak seorang pun peduli dan bersedia memperhatikan hal itu.
Suatu saat sumur itu tertutup penuh dengan sampah dedaunan yang meracuni airnya.
Mereka berunding beberapa kali sebelum akhirnya disepakati bahwa sumur itu harus ditutup dan menggali yang baru.
Tetapi seorang tua angkat bicara dan memberikan anjuran lain dengan mengatakan, “Sebaiknya sumur yang bersejarah bagi kita di sini tidak ditutup dan ditinggalkan.
Kita harus bersedia mengeluarkan sampah yang berada di dalamnya, yang adalah sampah kita semua, sehingga air menjadi bersih dan dapat diminum lagi. Kita harus bersabar.”
Akhirnya, semua hadirin menyetujui anjuran tersebut, karena kalau berpindah ke tempat lain, mereka harus menggali lagi sumur yang baru.
Bersama-sama mereka membersihkan dan mengeluarkan sampah dari sumur itu, dan menanti dengan penuh kesabaran hingga sumur tersebut menghasilkan air bersih lagi.
*****
Manusia cepat atau lambat akan menemui masalah kehidupannya, baik dari dirinya sendiri maupun lingkungan kehidupannya, di mana pun dan kapan pun.
Dan setiap masalah yang ditemui harus diselesaikan secara tuntas dan dihadapi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, betapa pun berat dan getirnya.
Mengelak dan melarikan diri dari masalah bukanlah cara penyelesaian terbaik.
Ke mana pun kita berlari dan bersembunyi, masalah akan tetap menjadi pendamping yang paling akrab dan setia, karenanya masalah bukan untuk dihindari, tapi diselesaikan.
Kesalahan dan kegagalan sama sekali bukanlah tanda untuk berhenti"
Kesalahan yang pernah kita alami akan membuat kita lebih dewasa, berbuatlah lebih baik dari kesalahan yang pernah dibuat.

Read More

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Search Our Site


Popular Posts

  • DOA PADA UPACARA HARI KARTINI TAHUN 2014
    Doa Pada Upacara Hari Kartini 2014 Allahuma Yaa Allah, Yaa Tuhan kami… Kami agungkan segala asma kebesaran-Mu, karena Engkau z...
  • Kenaikan Gaji PNS tahun 2015 Berdasarkan SKB 3 MENTERI No. 251/SKB/2015
    Beberapa hari lalu ada sms dari seorang teman isinya tentang kenaikan gaji PNS tahun 2015 besok. Jujur saja ketika membaca sms tersebut tid...
  • Doa Penutup Acara Workshop Pendampingan Kurikulum 2013 ( 10 November 2014 )
    Hampir sama seperti kejadian ketika acara pembukaan kemarin, jatah membacakan doa kali ini juga sangat mendadak. Hmmm… sudah tradisi barangk...
  • Contoh Program / Proposal Ujian Praktek Pendidikan Agama Islam Tahun 2015
    Ujian praktik merupakan salah satu dari tiga aspek Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) ; aspek yang lain ada...
  • Doa Pembuka Acara Pendampingan Kurikulum 2013 ( 15 Oktober 2014 )
    Alon rider – Kamis kemarin ketika sampai di sekolahan, belum juga kelar melepas jaket waktu parkir motor, tiba-tiba saja Wakil Kepala Sekola...
  • Pajak Kendaraan Bermotor Secara Online di Kantor Samsat Solo
    Ceritanya beberapa bulan yang lalu istri saya merengek minta supaya sepeda motor yang   biasa tiap hari dipakai buat nganter anak ke sekol...
  • Doa Pembukaan Workshop Pengembangan Kurikulum 2013 ( 28 Juli 2018 )
    ALHAMDULILLAHIROBIL ALAMIN, YAA ROBBANA LAKALHAMDU   WALAKAL MULQU   WALAKAL SYUKRU KAMAA YANBAGHI LIJALAALIWAJHIKA WA ADZIIMI SULTHOONIK. ...
  • Mengurus Pajak Kendaraan Bermotor Secara Online di Kantor Samsat Karanganyar
    Alon rider - Saat ini sudah semakin banyak terobosan yang dilakukan oleh pemerintah demi kenyamanan pelayanan kepada masyarakatnya. Beberap...
  • Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam
    Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Islam Secara garis besar, sejarah perkembangan Islam dibagi menjadi empat masa, yaitu; 1. ...

Categories

  • Al-Islamiyah
  • Alonrider
  • cerita kecil
  • Daftar Pustaka
  • Dongeng
  • Health
  • Hikmah
  • Kerohanian Islam
  • litle heaven
  • Materi PAI
  • Mauidhah Khasahah
  • MGMP PAI
  • Penghasilan Tambahan
  • Sedikit Iptek
  • Tips dan Trik
  • Wanita Sehat
  • yang penting nulis adjah...

Blog Archive

  • 2022 (1)
    • Oktober (1)
  • 2019 (13)
    • April (2)
    • Maret (9)
    • Februari (2)
  • 2018 (14)
    • November (2)
    • Juli (2)
    • April (1)
    • Maret (3)
    • Februari (1)
    • Januari (5)
  • 2017 (21)
    • November (2)
    • Agustus (7)
    • Juli (9)
    • April (3)
  • 2016 (10)
    • Juli (1)
    • Mei (5)
    • April (2)
    • Maret (2)
  • 2015 (79)
    • Desember (3)
    • November (10)
    • Oktober (12)
    • September (5)
      • Tentang Keadilan
      • Tentang Semangat
      • Tentang Kerja Keras
      • Tentang Takdir
      • Jangan lari, masalah bukan untuk dihindari
    • Agustus (3)
    • Juni (1)
    • Mei (18)
    • April (12)
    • Maret (7)
    • Februari (5)
    • Januari (3)
  • 2014 (87)
    • Desember (5)
    • November (8)
    • Oktober (8)
    • September (12)
    • Agustus (4)
    • Juni (1)
    • Mei (13)
    • April (13)
    • Maret (13)
    • Februari (10)
Flag Counter
  • We on Last FM
  • We on Youtube
  • We on Linkedin
  • We on Flickr
Copyright © ALON - ALON NING YO RIDER
Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes
Blogger Theme by NewBloggerThemes.com